Selasa 05 Jan 2021 00:15 WIB

Pemprov DKI Tambah 3 RS Rujukan Covid-19

Saat ini total ada 101 RS rujukan Covid-19 di Jakarta.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Andi Nur Aminah
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria
Foto: Republika/Flori Sidebang
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menambah tiga rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 di Ibu Kota. Sehingga saat ini, total ada 101 RS rujukan Covid-19 di Jakarta.

"Jakarta memang menyediakan banyak fasilitas warga tidak perlu khawatir kita akan terus menambah fasilitas di rumah sakit sudah (ada) 101 rumah sakit, 92 laboratorium," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (4/1).

Baca Juga

Ariza menjelaskan, penambahan tiga RS itu, yakni RS Ukrida Jakarta Barat, RS Antam Medika Jakarta Timur, dan RS Harapan Jayakarta Jakarta Timur. Dia menjelaskan, ketiga RS itu telah memenuhi kapasitas sebagai RS rujukan Covid-19, seperti tempat tidur, ruang ICU, hingga obat dan vitamin.

"Di setiap rumah sakit yang ada kita minta untuk meningkatkan kapasitas. Apa itu? Kapasitas tempat tidur, kapasitas ICU, kapasitas tenaga medis, dan lain-lain apakah obat vitamin," ujarnya.

Selain itu, sambung Ariza, Pemprov DKI Jakarta juga telah mengajukan penambahan tenaga kesehatan (nakes) ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Dia menjelaskan, usulan tambahan sebanyak 2.676 nakes itu bertujuan untuk membantu penanganan Covid-19 di Jakarta.

"Nakes kita minta (tambahan) 2.676, kita sudah ajukan, di Jakarta ini mau fasilitas rumah sakit semua kita pikirkan dan akan kita siapkan sebaik mungkin," tutur dia.

Namun, menurut Ariza, seberapa banyak pun penambahan fasilitas RS rujukan Covid-19 dan tenaga kesehatan, kunci untuk menekan angka penyebaran virus corona juga berada pada tangan masing-masing masyarakat. Dia menilai, tambahan berbagai fasilitas itu tidak akan membantu penanganan pandemi Covid-19 di Ibu Kota jika tanpa adanya kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan 3M, yakni menjaga jarak, menggunakan masker, dan mencuci tangan.

"Lengkapnya fasilitas di Jakarta ini bukan kunci yang utama. Kunci utama itu ada pada setiap warga. Sederhana saja melaksanakan 3M dan tetap berada di rumah," jelasnya.

Dia menambahkan, salah satu tantangan besar untuk menekan angka penyebaran Covid-19 di Jakarta berada pada tingginya mobilitas masyarakat. Ia menuturkan, hal itu sangat berpotensi dalam penyebaran virus corona. 

"Jakarta ini memang tidak mudah karena Jakarta ini sehagai Ibu Kota, transitnya di Jakarta. Sehingga Jakarta tentu interaksinya meningkat dan pada akhirnya dapat mengakibatkan potensi penyebaran," ungkap Ariza.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti mengungkapkan, terdapat peningkatan jumlah kapasitas ruang isolasi dan ruang ICU di 98 rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta. Hal itu, kata dia, disebabkan kasus aktif positif virus corona yang meningkat dalam dua pekan terakhir.

Widyastuti mengatakan Pemprov DKI telah menambah jumlah tempat tidur isolasi dari 6.663 menjadi 7.379 tempat tidur isolasi. Menurutnya, kapasitas tempat tidur isolasi tersebut sudah menyentuh persentase 87 persen dengan telah ditempati 6.385 pasien isolasi per 3 Januari 2021.

"Untuk kondisi ruang ICU per 3 Januari 2021, kita telah menambah kapasitasnya menjadi 960 dan telah terisi 762 sehingga kini kapasitasnya sudah mencapai 79 persen, turun 1 persen dari dua minggu sebelumnya di mana persentase keterisiannya 80 persen, karena kapasitas ICU saat itu masih 907 dan terisi 722," kata Widyastuti dalam keterangan tertulis resminya, Ahad (3/1).

Widyastuti juga memaparkan, nilai reproduksi efektif (Rt) yang menjadi indikasi tingkat penularan di masyarakat menunjukkan skor 1,06 per 2 Januari 2021. Angka tersebut menurun dari skor pekanan sebelumnya, yaitu 1,07 (26/12) dan 1,06 (19/12). Nilai Rt harus berada di bawah satu agar wabah Covid-19 terkendali dengan baik.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement