Selasa 05 Jan 2021 04:55 WIB

Legislator Desak Uji Klinis Sinovac Segera Diumumkan

Pemerintah harus segera membangun kepercayaan masyarakat terhadap program vaksinasi

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Gita Amanda
Petugas melakukan bongkar muat vaksin COVID-19 Sinovac saat tiba di gudang vaksin (cold room) milik Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, di Bengkulu, Senin (4/1/2021). Sebanyak 20.280 dosis vaksin COVID-19 Sinovac tiba di Bengkulu selanjutnya akan didistribusikan ke Kab/Kota dengan prioritas peruntukkan kepada tenaga kesehatan dan pelayanan publik.
Foto: DAVID MUHARMANSYAH/ANTARA
Petugas melakukan bongkar muat vaksin COVID-19 Sinovac saat tiba di gudang vaksin (cold room) milik Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, di Bengkulu, Senin (4/1/2021). Sebanyak 20.280 dosis vaksin COVID-19 Sinovac tiba di Bengkulu selanjutnya akan didistribusikan ke Kab/Kota dengan prioritas peruntukkan kepada tenaga kesehatan dan pelayanan publik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani melihat makin banyak informasi hoaks terkait vaksin Covid-19 buatan Sinovac. Untuk itu, ia mendesak segera dirilisnya hasil uji klinis dari vaksin tersebut agar tak meresahkan masyarakat.

"Saat ini info melalui aplikasi  komunikasi di handphone sangat cepat beredar. Jika tidak segera ditangani,  hal ini berpotensi mengancam keberhasilan program vaksinasi," ujar Netty lewat keterangan tertulisnya, Ahad (3/1).

Pemerintah harus segera membangun kepercayaan masyarakat terhadap program vaksinasi, melalui komunikasi publik yang antisipatif. Sebab hoaks yang beredar melalui pesan percakapan tersebut dapat membuat masyarakat bingung, panik, bahkan dapat tak percaya terhadap pemerintah.

"Pemerintah harus segera mengumumkan hasil uji klinis Sinovac secara transparan, akuntabel, dan penuh kejujuran. Jangan ada yang ditutupi apapun hasil uji klinis tersebut," ujar Netty.

Ia juga meminta agar pemerintah memiliki kemampuan membangun komunikasi publik yang antisipatif, cepat, dan akurat. Agar masyarakat tak memperoleh informasi yang salah terkait vaksin Sinovac di media sosial.

"Harus menjelaskan kepada publik tentang informasi vaksin yang diklaim sebagai hoaks, serta pembuktian dari pemerintah secara kasat mata bahwa vaksin yang didatangkan bukan yang terpampang dalam foto dan berita hoaks yang beredar," ujar Netty.

BPOM dan LPOM MUI juga didorong agar segera menyelesaikan pekerjaannya. Sebab hasil uji klinis dijanjikan selesai dan diumumkan pada Desember 2020 atau Januari 2021.

"Segera umumkan tingkat keampuhan, material yang terkandung, efek samping yang mungkin timbul, serta kehalalan vaksin Sinovac dan vaksin lain yang sedang dalam masa uji klinis," ujar Netty.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement