Selasa 05 Jan 2021 19:20 WIB

Masjid Al Nejashi akan Dipulihkan Pemerintah Ethiophia

Masjid ikonik Al Nejashi akan dipulihkan Ethiopia.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Masjid Al Nejashi akan Dipulihkan Pemerintah Ethiophia. Foto: Masjid Al Nejashi
Foto: Anadolu Agency
Masjid Al Nejashi akan Dipulihkan Pemerintah Ethiophia. Foto: Masjid Al Nejashi

REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Pihak berwenang Ethiopia akan memulihkan Masjid Al Nejashi yang rusak sebagian di wilayah Tigray utara negara itu. Masjid ikonik itu terletak di Kilte Awulaelo woreda, atau distrik.

Di masjid tersebut terdapat makam sahabat Nabi Muhammad SAW yang datang ke Ethiopia untuk melarikan diri dari penganiayaan di tangan para penyembah berhala di Arab Saudi selama abad ke-7, sebagaimana dilansir dari Anadolu Agency, Selasa (5/1).

Baca Juga

Masjid itu dianggap oleh banyak orang sebagai tempat ibadah Islam paling suci kedua dan dijuluki oleh Muslim Ethiopia sebagai Makkah kedua. Masjid Al Nejashi pernah dihantam oleh senjata berat di berbagai bagian termasuk menaranya. Hantaman terjadi selama operasi militer yang diluncurkan pada November tahun lalu oleh pemerintah Ethiopia saat melawan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) yang dilarang.

Sebuah tim teknis pemerintah akan melakukan perjalanan ke situs tersebut untuk melihat tingkat kerusakan yang dialami masjid dan kemudian pekerjaan restorasi akan menyusul, wakil direktur Otoritas Ethiopia untuk Penelitian dan Konservasi Warisan Budaya mengatakan kepada Perusahaan Penyiaran Ethiopia milik negara (EBC) )

 

EBC menunjukkan parit yang digunakan oleh pasukan TPLF di dekat lokasi masjid, sementara imam masjid mengatakan bahwa pihak TPLF telah melakukan penggalian parit di sana merupakan tindakan yang melanggar hukum.

Mereka mengatakan bahwa mereka telah menyatakan oposisi, tetapi pasukan TPLF tidak mau mendengarkan. Gereja Emanuel di dekatnya juga rusak dalam konfrontasi militer. Pada 4 November tahun lalu, Ethiopia meluncurkan apa yang digambarkannya sebagai operasi penegakan hukum terhadap TPLF, yang pasukannya menyerbu Komando Utara Pasukan Pertahanan Ethiopia, menjarah perangkat keras militer dan membunuh tentara pada dini hari 3 November.

Pada 28 November, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed mengumumkan operasi militer berakhir setelah jatuhnya ibu kota regional, Mekele, kepada tentara Ethiopia. Tigray sekarang sedang diatur oleh pemerintahan sementara.

Pasukan TPLF menembakkan roket yang menargetkan banyak institusi ekonomi dan publik serta fasilitas infrastruktur, termasuk bandara di kota tepi danau Bahir Dar dan kota bersejarah Gonder.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement