Rabu 06 Jan 2021 12:47 WIB

Sebelum Trump Lengser, Skadron Ketiga F-35 Israel Terwujud

Israel dan AS telah membahas kerjasama militer yang menguntungkan kedua pihak

Rep: puti almas/ Red: Hiru Muhammad
Sebuah jet F-35 milik Israel akan lepas landas. Joint Strike Fighter (JSF) F-35 dinilai akan menjadi salah satu pilar perang modern.
Foto: Abir Sultan/EPA
Sebuah jet F-35 milik Israel akan lepas landas. Joint Strike Fighter (JSF) F-35 dinilai akan menjadi salah satu pilar perang modern.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV--Tampaknya Israel belum puas apabila negara zionsi tersebut hanya memiliki dua skadron F 35 Lightning II dari AS. Kini, melalui menteri pertahanan Benny Gantz, Israel berambisi menambah satu skadron lagi koleksi pesawat tempur generasi ke-5 tersebut. Israel berharap kesepakatan itu segera terwujud sebelum Presiden Trump, lengser dari Jabatannya 20 Januari Mendatang.

Sebelumnya, Israel dilaporkan melakukan pembicaraan dengan AS mengenai bagaimana mempertahankan kerjasama yang menguntungkan di bidang militer. Hal ini dibahas setelah Pemerintah AS yang dipimpin Donald Trump disebut mungkin menyetujui penjualan F-35 ke Uni Emirat Arab (UEA) pada tahun lalu. 

Pesawat tempur jenis itu sebelumnya hanya tersedia untuk Israel. Namun,  Gantz mengatakan negaranya perlu memperluas jajaran F-35, di mana saat ini pihaknya memiliki dua skuadron. 

“Saya rasa kami akan mengembangkannya. Itulah yang saya minta dari AS. Kami akan membeli lagi tambahan skuadron F-35 dan memeriksa apa yang harus dilakukan, termasuk terus memperluas pengadaan F-35 untuk F-15,” ujar Gantz pada Senin (4/1). 

Gantz tidak merinci jumlah F-35 dalam skuadron baru yang diusulkan. Namun, ia mengatakan dua skuadron yang sudah dipesan Israel terdiri dari 50 pesawat.

Pemerintah Israel sempat mengalami perpecahan pada bulan lalu, di mana terdapat koalisi yang bertentangan dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan lainnya bersama dengan Gantz. Hal ini memicu diadakannya pemungutan suara pada 23 Maret mendatang.

Saat ditanya apakah Israel  mungkin menyelesaikan kesepakatan pengadaan pertahanan dengan Amerika sebelum Trump mundur, Gantz mengatakan harapannya demikian. Ia menuturkan bahwa anggaran pertahanan perlu ditangani dengan baik untuk diamankan. “Ini semacam polis asuransi aktif,” kata Gantz.

 

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement