Ahad 10 Jan 2021 06:10 WIB

Wapres: Sebagai Game Changer, Vaksinasi Harus Berhasil

Vaksinasi Covid-19 saat ini sebagai pengubah situasi game changer pandemi Covid-19.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andi Nur Aminah
Wakil Presiden Maruf Amin
Foto: KIP/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin meyakini vaksinasi Covid-19 saat ini sebagai pengubah situasi game changer pandemi Covid-19. Karena itu, ia mendorong pelaksanaan vaksinasi dapat berjalan lancar.

"Penentu game changger ada di vaksinasi, oleh karena itu vaksinasi ini harus berhasil, untuk atasi ini dan keberhasilan vaksinasi dan keberhasilan atasi Covid," kata Ma'ruf yang dikutip dalam video saat menerima Komisi Fatwa MUI, Sabtu (9/1).

Baca Juga

Ma'ruf mengatakan, keberhasilan menyelesaikan persoalan persoalan saat ini baik sosial dan ekonomi, tergantung pada penanganan Covid-19. Ia melanjutkan, penanganan Covid-19 saat ini penentunya adalah vaksinasi, di samping protokol kesehatan dan gerakan tiga M, yakni menggunakan masker, menjauhi kerumunan, dan menjaga jarak.

Karena itu, vaksinasi dan protokol kesehatan yang berjalan beriringan kunci dari penanganan Covid-19 saat ini. "Tetap protokol kesehatan 3M harus terus digalakkan, jadi memang dua hal ini harus tetap, masyarakat siap divaksin, dua, tetap menerapkan protokol kesehatan," ungkapnya.

Dalam pertemuan dengan Komisi Fatwa MUI itu, Ma'ruf, atas nama pemerintah menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas respon cepat Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa halal vaksin Sinovac. Ia mengatakan, MUI  selama ini telah mengeluarkan fatwa-fatwa yang mendukung penanganan covid-19.

Meski begitu, Ma'ruf mengingatkan vaksinasi vaksin Covid-19 masih harus menunggu izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Saya tegaskan meskipun telah mendapatkan fatwa halal dari MUI, kebolehan penggunaan vaksin Sinovac masih tergantung izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)," ujar Ma'ruf.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement