Senin 11 Jan 2021 17:55 WIB

Kemendikbud Buat Peta Sejarah Jalur Rempah

Pada 2024, jalur rempah ditarget masuk ke nominasi warisan budaya UNESCO.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Jalur rempah-rempah di Indonesia Timur
Foto: Shelbi Asrianti / Republika
Jalur rempah-rempah di Indonesia Timur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan mengangkat kembali isu sejarah jalur rempah sebagai fokus program di tahun 2021. Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid mengatakan pihaknya menargetkan pada tahun 2024 jalur rempah masuk ke nominasi warisan budaya UNESCO.

Hilmar menjelaskan, saat ini pihaknya sedang membuat peta jalur rempah. "Jadi titik-titik yang ditetapkan di 2020 sekarang dijelajahi untuk dilihat potensi kerja sama kolaborasinya untuk mengangkat narasi jalur rempah ini," kata Hilmar, dalam telekonferensi, Senin (11/1).

Baca Juga

Ia menjelaskan, tahun ini akan ada tim peneliti yang berlayar menyusuri laut jalur rempah. Diperkirakan, kegiatan ini dilakukan pertengahan tahun 2021 bekerjasama dengan Angkatan Laut. Tim akan mengarungi titik-titik di Indonesia dan jika memungkinkan juga ke luar negeri.

Sejarah jalur rempah ini tentunya tidak bisa semata-mata hanya diangkat kembali. Agar sejarah jalur rempah betul-betul dirasakan masyarakat, Kemendikbud juga melakukan sejumlah program yang ditujukan kepada generasi muda.

Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Restu Gunawan mengatakan beberapa hal yang dilakukan adalah membuat lomba untuk remaja. Beberapa diantaranya adalah lomba poster, animasi, komik yang berkaitan dengan sejarah jalur rempah.

Selain itu, pemerintah juga melakukan pengenalan kembali sejarah jalur rempah melalui media digital seperti podcast. "Podcast dengan mendatangkan publik figur untuk mengajak mereka (remaja)," kata Restu menjelaskan.

Rempah-rempah Indonesia pada masa lalu menjadi salah satu hal yang mempengaruhi dunia. Restu mengatakan, sejarah ini harus dipahami oleh generasi muda sehingga meningkatkan rasa bangga terhadap Indonesia.

Bahkan, saat ini variasi rempah seperti jamu justru dijadikan alat untuk menggambarkan rasa yang tidak enak. Paradigma ini harus diubah agar generasi muda Indonesia memahami manfaat rempah. "Mengubah paradigma bahwa jamu bukan punishment, tapi untuk memperkuat imun ini butuh publik figur," kata dia lagi.

Selain fokus pada jalur rempah, Ditjenbud tahun 2021 juga akan fokus pada program desa pemajuan kebudayaan. Restu mengatakan, terkait program desa ini bisa melibatkan mahasiswa di dalam kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) mereka.

Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Sjamsul Hadi menambahkan terkait dengan program desa ini pihaknya sudah melakukan komunikasi lintas kementerian. Salah satu tujuannya adalah terjalinnya MoU dalam rangka implementasi dari Permendagri 20 Tahun 2018 mengenai alokasi pendanaan desa.

"Hal ini kenapa perlu menjadi konsentrasi, karena ini perlu ada penuangan-penuangan secara khusus untuk pemajuan desa yang in line dengan amanah kemajuan kebudayaan," kata Sjamsul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement