Rabu 13 Jan 2021 07:25 WIB

Harga Minyak Terangkat Ekspektasi Pasokan

Arab Saudi berencana membatasi pasokan.

Harga minyak mencapai level tertinggi 11 bulan sedikit di bawah 57 dolar AS per barel pada akhir perdagangan Selasa (12/1). Kenaikan ini didukung oleh rencana Arab Saudi untuk membatasi pasokan, mengimbangi kekhawatiran bahwa meningkatnya kasus virus corona secara global akan membatasi permintaan bahan bakar.
Foto: dok. Republika
Harga minyak mencapai level tertinggi 11 bulan sedikit di bawah 57 dolar AS per barel pada akhir perdagangan Selasa (12/1). Kenaikan ini didukung oleh rencana Arab Saudi untuk membatasi pasokan, mengimbangi kekhawatiran bahwa meningkatnya kasus virus corona secara global akan membatasi permintaan bahan bakar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga minyak mencapai level tertinggi 11 bulan sedikit di bawah 57 dolar AS per barel pada akhir perdagangan Selasa (12/1). Kenaikan ini didukung oleh rencana Arab Saudi untuk membatasi pasokan, mengimbangi kekhawatiran bahwa meningkatnya kasus virus corona secara global akan membatasi permintaan bahan bakar.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret naik 92 sen atau 1,7 persen, menjadi ditutup pada 56,58 dolar AS per barel setelah menyentuh level tertinggi sejak Februari lalu di 56,75 dolar AS. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terangkat 96 sen atau 1,8 persen, menjadi menetap di 53,21 dolar AS per barel.

Baca Juga

Arab Saudi berencana untuk memangkas produksi dengan tambahan satu juta barel per hari (bph) pada Februari dan Maret untuk menjaga persediaan tetap terkendali. Pemotongan pasokan Saudi adalah bagian dari kesepakatan yang dipimpin OPEC di mana sebagian besar produsen akan mempertahankan produksi stabil pada Februari. Pemangkasan rekor tahun lalu dari OPEC dan sekutunya membantu minyak pulih dari posisi terendah bersejarah yang dicapai pada April.

Produksi minyak mentah AS juga diperkirakan turun 190.000 barel per hari (bph) pada 2021 menjadi 11,1 juta barel per hari, menurut laporan Badan Informasi Energi (EIA) yang dirilis pada Selasa. Penurunan ini lebih kecil dari perkiraan sebelumnya untuk penurunan 240.000 barel per hari.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement