Kamis 14 Jan 2021 17:42 WIB

Korban Banjir Sukaresik Tasikmalaya Enggan Mengungsi

Akibat banjir di desa Tanjungsari, sedikitnya 300 kk terdampak

Rep: Bayu Adji P/ Red: Hiru Muhammad
Seorang ibu menonton acara televisi di dalam rumahnya yang terendam banjir di Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (14/1/2021). Akibat intensitas hujan yang tinggi, luapan air Sungai Citanduy dan Cikidang meluas hingga merendam 400 rumah warga di Dusun Bojongsoban dan Hegarsari dengan ketinggian mencapai sekitar 80 sentimeter hingga 1,5 meter.
Foto: Antara/Adeng Bustami
Seorang ibu menonton acara televisi di dalam rumahnya yang terendam banjir di Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (14/1/2021). Akibat intensitas hujan yang tinggi, luapan air Sungai Citanduy dan Cikidang meluas hingga merendam 400 rumah warga di Dusun Bojongsoban dan Hegarsari dengan ketinggian mencapai sekitar 80 sentimeter hingga 1,5 meter.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Ratusan warga yang terdampak banjir di Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, masih tetap bertahan di rumah mereka. Warga tak mau mengungsi dengan alasan sudah terbiasa menghadapi banjir yang sudah menjadi langganan di wilayah itu.

Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin mengatakan, pihaknya telah melakukan penanganan di lokasi banjir akibat luapan Sungai Cikidang dan Sungai Citanduy itu. Menurut dia, hingga Kamis (14/1) siang ketinggian air yang masuk ke rumah warga berangsur surut. "Mudah-mudahan cuaca terus bersahabat sehingga air terus surut," katanya. 

Nuraedidin mengatakan, pihaknya hanya memberi tahu agar warga Desa Tanjungsari lebih waspada. Sebab, potensi hujan diperkirakan masih akan terjadi hingga April 2021. Sewaktu-waktu, banjir bisa saja terjadi.

Ia menyebutkan, akibat banjir yang terjadi di Desa Tanjungsari sejak Rabu (13/1) pagi itu, sedikitnya 300 kepala keluarga (KK) terdampak. Namun, warga enggan untuk diungsikan."Mereka tetap ingin tinggal di rumah masing-masing," kata dia.

Kendati demikian, BPBD bersama aparat TNI/Polri masih siaga di lokasi banjir. Pihaknya juga telah mendirikan tenda darurat untuk sewaktu-waktu digunakan untuk pengungsian warga. Selain itu, Nuraedidin mengatakan, pihaknya juga siapkan pos untuk menyalurkan makanan kepada warga yang terdampak banjir.

Ihwal solusi penanganan banjir itu, Nuraedidin mengatakan, sejak tahun lalu Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy sudah ingin melakukan normalisasi. Namun, kegiatan itu masih terkendala lantaran terjadi kesalahpahaman dengan warga setempat. Menurut dia, warga keberatan jika hasil kerukan sungai itu ditaruh di bantaran sungai, yang dijadikan kebun oleh warga."Kita akan terus sosialisasi agar masyarakat mau menerima (normalisasi)," kata dia.

Sementara itu, Kepala Desa Tanjungsari, Amas mengatakan, tak ada warganya yang menolak normalisasi. Ia mengakui, sudah ada alat berat yang akan diterjunkan BBWS Citanduy untuk melakukan normalisasi Sungai Cikidang dan Citanduy. Namun, berdasarkan keterangan yang didapatkannya, pengerjaan normalisasi itu tak bisa dilakukan secara langsung. "Kita maunya sekaligus langsung selesai, tidak setengah-setengah," kata dia.

Sementara itu, Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum meminta masyarakat ikut berpartisipasi dalam penanggulangan bencana, terkhusus terkait banjir di Sukaresik. Salah satunya dengan membiarkan normalisasi sungai dilakukan oleh pihak terkait. "Kita tahu kalau bantaran sungai itu milik sungai. Jadi tolong dibantu agar banjir di sana juga tak terjadi terus-menerus," katanya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement