Jumat 15 Jan 2021 13:33 WIB

Gus AMI Dorong Indonesia Perhatikan Inovasi Iptek

Gus AMI meminta pemerintah perhatikan inovasi Iptek termasuk soal Covid-19

 Ketua Umum PKB,  Muhaimin Iskandar atau Cak Imin atau Gus AMI meminta pemerintah perhatikan inovasi Iptek termasuk soal Covid-19
Foto: DPR
Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin atau Gus AMI meminta pemerintah perhatikan inovasi Iptek termasuk soal Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar, (Gus AMI) mendorong agar Indonesia bisa lebih memperhatikan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dia mencontohkan, dalam penanganan pandemi Covid-19, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi bisa menjadikan penanganan Covid-19 bisa berbiaya lebih murah. Informasi bahwa seseorang yang pernah positif Covid-19 bakal memiliki daya imun tinggi sehingga akan lebih aman dari potensi serangan Covid-19, ternyata faktanya tidak benar. 

Baca Juga

"Nah itu karena pengetahuan yang tidak kita kuasai. Kita perlu memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat tentang perkembangan virus ini. Gara-gara ilmu pengetahuan belum kita kuasai, kita membuang duit terlalu mudah dan besar sekali yang kita buang," kata Wakil Ketua DPR itu dalam Diskusi Publik DPP PKB bertajuk "Virus Baru Hadir, Kita Bisa Apa?" di Kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta yang disiarkan secara virtual, dalam keterangannya, Jumat (15/).

Gus AMI mencontohkan ketika pertama kali ada informasi Covid-19 masuk Indonesia, negara menggelontorkan anggaran besar untuk membeli alat rapid test, ternyata sama sekali tidak efektif sehingga menjadi mubazir. 

Begitu pula dalam pengadaan boks desinfektan yang banyak tersedia di depan rumah atau gedung-gedung, juga tidak efektif dan bahkan membahayakan.

"Saya dengar kabar UGM telah berhasil mengembangkan GeNose untuk mendeteksi virus hanya dalam waktu 80 detik. Seperti ini yang harus dikembangkan massal, cepat dan murah. Ini untuk menjawab kebutuhan. GeNose itu dengan meniupkan nafas kita dalam tabung plastik akan terkoneksi alat dalam waktu 80 detik," katanya.

Temuan-temuan semacam ini, kata Gus AMI, harus dipercepat produksi massalnya. Pemerintah juga harus memfasilitasi anggaran sehingga masyarakat bisa mengakses. "Tidak seperti sekarang masyarakat mau swab test harganya mahal sehingga menambah biaya untuk semua transportasi kita," katanya.  

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement