Ahad 17 Jan 2021 13:14 WIB

Prancis Desak Iran dan AS Bergabung Kembali ke JCPOA

Menteri Luar Negeri Prancis mengatakan Iran sedang membangun kapasitas senjata nuklir

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Fasilitas uranium
Foto: ap
Fasilitas uranium

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Menteri Luar Negeri Prancis mengatakan Iran sedang membangun kapasitas senjata nuklir. Jean-Yves Le Drian juga mendesak agar Teheran dan Washington kembali bergabung dalam kesepakatan nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).

Pada awal bulan ini Iran meningkatkan pengayaan uranium hingga level 20 persen di pembangkit tenaga nuklir Fordow, level yang Iran capai sebelum bergabung dalam JCPOA dengan negara-negara besar dunia untuk menahan ambisi nuklir Teheran.

Baca Juga

Iran melanggar kesepakatan-kesepakatan JCPOA sejak Presiden AS Donald Trump menarik Washington dari perjanjian tersebut pada tahun 2018 lalu menerapkan kembali sanksi-sanksi ekonomi ke Teheran. Langkah Iran mempersulit Presiden terpilih Joe Biden untuk membawa AS kembali bergabung ke JCPOA.

"Pemerintah Trump memilih apa yang disebut tekanan maksimal terhadap Iran, hasil dari strategi ini meningkatkan risiko dan ancaman," kata Le Drian pada surat kabar Journal du Dimanche, Sabtu (16/1) kemarin.

"Hal ini harus dihentikan karena Iran dan saya katakan dengan jelas, dalam proses memperoleh kapasitas (senjata) nuklir," tambahnya.

Tujuan utama JCPOA adalah memperpanjang waktu yang Iran butuhkan dalam menghasilkan bahan baku fisil yang cukup untuk bom nuklir. Perjanjian itu juga mencabut sanksi-sanksi internasional yang diberlakukan pada mereka.

Diplomat-diplomat Barat berulang kali mengatakan Iran sudah melanggar perjanjian dengan menekan 'breakout time' atau perpanjangan waktu untuk menghasilkan fisil yang digunakan sebagai bahan bom nuklir. Iran membantah program nuklir mereka untuk membangun senjata.  

Iran akan menggelar pemilihan presiden pada bulan Juni mendatang. Le Drian mengatakan sangat penting 'untuk memberitahu rakyat Iran hal ini sudah cukup' dan membawa kembali Iran dan AS ke JCPOA.

Biden yang akan dilantik 20 Januari mendatang mengatakan ia akan membawa AS bergabung kembali ke JCPOA apabila Iran kembali mematuhi kesepakatan-kesepakatan perjanjian tersebut. Iran mengatakan AS harus mencabut sanksi-sanksi mereka terlebih dahulu sebelum mereka kembali mematuhi perjanjian nuklir tersebut.

Akan tetapi Le Drian mengatakan walaupun kedua negara itu kembali bergabung ke JCPOA, hal itu masih tidak cukup. "Dibutuhkan diskusi yang sulit mengenai proliferasi balistik dan destabilisasi yang dilakukan Iran di negara-negara tetangganya di kawasan," kata Le Drian.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement