Ahad 17 Jan 2021 13:20 WIB

Pakar dari Unand Jelaskan Mekanisme Kerja Vaksin

Vaksin akan membentuk sel memori tentang mekanisme pertahanan yang dijalankan.

Kepala Laboratorium Pusat Diasnostik dan Riset Penyakit Infeksi Universitas Andalas, Padang Dr. dr. Andani Eka Putra, M.Sc
Foto: Republika/Febrian Fachri
Kepala Laboratorium Pusat Diasnostik dan Riset Penyakit Infeksi Universitas Andalas, Padang Dr. dr. Andani Eka Putra, M.Sc

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli kedokteran dari Universitas Andalas Padang Dr Andani Eka Putra menjelaskan mekanisme kerja vaksin menyusul simpang siur informasi perihal vaksin Covid-19 yang beredar di kalangan masyarakat. "Vaksin itu bukan untuk membentuk antibodi karena antibodi hanya bertahan empat sampai enam bulan. Kalau hanya (membentuk) antibodi, artinya vaksin kan hanya tahan sampai enam bulan, ini salah, karena konsep vaksin adalah membentuk sel memori," katanya di Padang, Ahad (17/1).

Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Kedokteran Universitas Andalas itu menjelaskan, begitu ada virus baru masuk ke dalam tubuh maka sel memori dalam sistem pertahanan tubuh akan mengingat mekanisme pertahanan yang dijalankan. "Pada fase awal, ketika vaksin masuk ke tubuh manusia, antibodi akan terbentuk dan bertahan selama empat sampai enam bulan namun sel memori sebagai pengingat akan tetap ada," katanya, menambahkan, sel-sel pengingat spesifik dan jumlahnya banyak.

Baca Juga

Menurut informasi yang disiarkan di laman resmi Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat, vaksin Covid-19 akan membantu tubuh membentuk kekebalan terhadap virus penyebab Covid-19 tanpa mengakibatkan kesakitan.

Tipe vaksin yang berbeda bekerja dengan cara yang berbeda dalam memberikan perlindungan. Namun, vaksin-vaksin tersebut membuat tubuh memiliki suplai sel memori berupa sel limfosit T dan sel limfosit B yang akan mengingat cara untuk melawan virus tersebut.

Butuh beberapa pekan bagi tubuh untuk menghasilkan sel limfosit T dan sel limfosit B. Karena itu, ada kemungkinan orang bisa terinfeksi virus beberapa saat sebelum atau sesudah vaksinasi dan kemudian sakit karena vaksin tidak punya cukup waktu untuk memberikan perlindungan.

Andani mengatakan, pengembangan vaksin mencakup analisis terhadap virus, pembuatan vaksin, pengujian pada hewan, dan pengujian pada manusia. Pengujian vaksin mencakup pengujian keamanan dan kemanjurannya dalam melawan penyakit.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement