Senin 18 Jan 2021 06:35 WIB

Kasus Melonjak, Wiku Minta Masyarakat Patuhi Prokes

Angka penularan di tengah masyarakat saat ini masih cukup tinggi

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta masyarakat agar terus disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan di masa pandemi ini. Ia mengatakan, angka penularan di tengah masyarakat saat ini masih cukup tinggi mengingat terjadinya lonjakan kasus baru dalam beberapa hari terakhir.

Penambahan angka kasus positif Covid-19 sempat memecahkan rekornya dalam empat hari berturut-turut sejak Rabu (13/1) hingga Sabtu (16/1) yang bahkan mencapai angka tertingginya yakni 14.224 kasus. Sedangkan pada Ahad (17/1), Satgas melaporkan penambahan kasus baru sebanyak 11.287.

“Itu juga merupakan refleksi dari tingkat penularan yang masih tinggi,” kata Wiku kepada Republika, Ahad (17/1).

Kendati demikian, Wiku mengatakan penambahan kasus positif ini juga disebabkan karena pengumpulan data dari daerah masih belum dapat dilakukan secara real time.

 

“Pemerintah selalu berupaya meningkatkan interoperabilitas data. Beberapa saat belakangan ini terjadi pemasukan data dari daerah yang terlambat karena sistem data terintegrasi yang belum dapat berjalan sempurna,” jelas Wiku.

Ia pun meminta angka kasus baru dapat terus ditekan agar menghindari terjadinya kelumpuhan sistem kesehatan di Indonesia. Wiku menjelaskan, jika kasus terus melonjak maka akan berpengaruh terhadap tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit.

“(Kelumpuhan sistem kesehatan) itu bisa terjadi apabila BOR berada di atas 80 persen berhari-hari dan banyak pasien yang tidak tertangani di ruang isolasi dan ICU padahal fasilitasnya terbatas,” jelasnya.

Kondisi inipun akan berdampak pada penurunan pelayanan kesehatan serta kemampuan tenaga kesehatan yang akan semakin berkurang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement