Senin 18 Jan 2021 16:05 WIB

Pemkab Banyumas Gelar Tes Antigen Massal

Rapid tes antigen massal ini diprioritaskan bagi warga berisiko.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Andi Nur Aminah
Tenaga medis melakukan pengambilan sampel saat rapid tes antigen (ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Tenaga medis melakukan pengambilan sampel saat rapid tes antigen (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Seperti yang dijanjikan Bupati Achmad Husein, Pemkab Banyumas menggelar rapid test antigen massal bagi warganya. Tes massal antigen ini, digelar di berbagai desa yang memiliki tercatat memiliki angka kematian cukup tinggi akibat Covid 19, Senin (18/1).

"Sebagaimana yang saya sampaikan sebelumnya, rapid tes antigen massal ini diprioritaskan bagi warga berisiko. Antara lain dari kalangan lansia dan komorbid," jelas Achmad Husein saat memantau pelaksanaan tes antigen di Kelurahan Sumampir, Kecamatan Purwokerto Utara, Senin (18/1).

Baca Juga

Dia menyebutkan, dalam pelaksanaan rapid tes antigen massal ini, Pemkab Banyumas menyiapkan sekitar 4.000 alat tes. Alat itu digunakan untuk melakukan rapid test di sekitar 80 desa dan kelurahan di Kabupaten Banyumas.

Menurutnya, pelaksanaan rapid tes antigen di kalangan komorbid dan lansia ini, memiliki beberapa tujuan. Selain untuk memetakan kondisi Covid- 19 di Banyumas, juga untuk mengetahui lebih dini kondisi para lansia dan komorbid yang ada di Banyumas.

"Dengan dilakukan tes antigen kita bisa mengetahui bagaimana persebaran Covid-19 di kalangan lansia dan komorbid. Selain itu, kita bisa melakukan penanganan lebih dini bila nantinya kita temukan lansia atau komorbid yang ternyata reaktif Covid-19," jelasnya.

Menurutnya, tes cepat antigen ini hanya membutuhkan waktu yang jauh lebih singkat dengan dibandingkan dengan tes PCR. Hasilnya, juga lebih akurat dibandingkan dengan tes antibodi.

"Kalau kita temukan komorbid atau lansia yang reaktif, maka akan kita tangani lebih lanjut. Selain dilakukan tes PCR, komorbid atau lansia yang terpapar Covid akan mendapat penanganan lebih intensif dari tenaga medis," katanya.  

Dia menyebutkan, jumlah kasus kematian akibat Covid-19 di Banyumas, masih tergolong tinggi. Selama awal tahun hingga pertengahan Januari 2021 ini saja, ada sebanyak 78 warga Banyumas yang meninggal. Demikian juga Desember 2019, dimana pada bulan itu terjadi 130 kasus kematian akibat Covid-19.

Terkait tingginya kasus kematian tersebut, Bupati menyatakan, pihak Dinas Kesehatan sudah melakukan pengkajian. Dari hasil penelusuran diketahui, kasus kematian yang dialami pasien Covid-19, lebih didominasi kalangan lansia dan komorbid. "Pasien Covid-19 yang meninggal, 90 persen berasal dari kalangan lansia dengan Komorbid. Sedangkan yang 10 persen, berasal dari kalangan usia produktif dengan komorbid," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement