Senin 18 Jan 2021 19:06 WIB

32 Gempa Susulan Terjadi di Sulbar

32 kali gempa susulan itu termasuk gempa bumi yang dengan magnitudo 5,9 dan 6,2.

Korban gempa bumi bermagnitudo 6,2 di rawat halaman Rumah Sakit Regional Sulbar, Mamuju, Sulawesi Barat, Sabtu (16/1/2021).
Foto: Antara/Akbar Tado
Korban gempa bumi bermagnitudo 6,2 di rawat halaman Rumah Sakit Regional Sulbar, Mamuju, Sulawesi Barat, Sabtu (16/1/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat 31 gempa di Sulawesi Barat (Sulbar) hingga Senin sore (18/1). Termasuk gempa berkekuatan magnitudo 5,9 dan 6,2 yang mengguncang Majene dan Mamuju pada Jumat (15/1).

"Saya sampaikan bahwa sampai sore hari ini telah tercatat 32 kali gempa bumi, termasuk ini gempa bumi yang magnitudo 5,9 dan 6,2. Dan yang terakhir adalah 4,2 juga dirasakan di Mamuju siang tadi," kata Kepala Pusat Seismologi Teknik BMKG Rahmat Triyono dalam konferensi pers virtual BNPB dari Sulbar, Senin (8/1).

Baca Juga

Ia mengatakan BMKG terus memonitor gempa bumi susulan yang masih terus terjadi di wilayah tersebut. Namun demikian, ia menyatakan bahwa tren gempa susulan yang terjadi saat ini sudah tidak signifikan dan sangat jarang sekali.

Ia juga mengatakan bahwa gempa susulan yang terjadi di Sulbar berbeda dengan gempa susulan yang terjadi di Palu. Karena percepatan pergerakan sesar gempa di Palu dengan yang di Mamuju juga sangat berbeda.

"Tingkat aktivitasnya juga sangat berbeda. Di Palu kurang lebih pergerakan sesarnya sekitar 35 milimeter (mm) per tahun. Sementara di sini mungkin sekitar 10 hingga 15 mm. Ini sangat jauh tingkat aktivitas pergeserannya dengan perbedaan yang ini. Tentunya dampak terkait dengan gempa-gempa susulan yang terjadi juga berbeda jauh," katanya.

Jika gempa susulan di Palu terjadi sampai ribuan kali dengan kekuatan rata-rata gempa susulan tersebut dapat dirasakan oleh warga, maka tidak demikian halnya dengan gempa susulan yang terjadi di Sulbar. Gempa susulan di Sulbar tercatat hanya sekitar 32 kali. Sebagian besar kekuatan gempa-gempa tersebut tidak dirasakan oleh warga.

Namun demikian, meski gempa susulan yang masih terjadi tercatat sudah sangat jarang dan tidak signifikan, tetapi BMKG belum dapat menyimpulkan kapan gempa-gempa susulan itu akan berakhir. "Jadi kalau trennya masih tinggi, jumlah harinya akan semakin panjang. Itu artinya gempa susulannya akan panjang. Namun, ini kelihatan sekali dalam tabel kami ini. Pada tabel kami ini terlihat menurunnya sangat drastis, sehingga harapan kami ini tidak akan berlangsung lama," kata Rahmat.

Dalam beberapa hari ke depan, ia memperkirakan kemungkinan masih adanya gempa susulan di Sulbar. Namun demikian, ia berharap gempa-gempa susulan itu nantinya tidak signifikan, dan bahkan sampai tidak dirasakan oleh warga.

"Kalaupun ada gempa susulan tapi dirasakan, ya, silakan. Karena memang ini bagian dari pelepasan energi. Bahwa setiap kali ada gempa-gempa besar yang merusak itu selalu akan diikuti oleh pelepasan energi dengan gempa-gempa susulan. Dan tentunya intensitas dan jumlahnya lama kelamaan akan menurun, dan pada akhirnya nanti akan berhenti dan Mamuju kembali normal," kata dia.

Untuk itu, dalam beberapa jangka waktu ke depan ia berharap gempa-gempa susulan itu akan segera berakhir. Sehingga kondisi di Sulbar akan kembali normal.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement