Selasa 19 Jan 2021 20:22 WIB

Wiku: Data tak Real Time Sebabkan Kasus Covid-19 Melonjak

Kenaikan kasus positif Covid-19 di Indonesia pada pekan ini mencapai 27,5 persen.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Andri Saubani
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito meminta Pemda dan Satgas Covid-19 daerah berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 pusat untuk memastikan ketersediaan alat kesehatan jelang akhir tahun.
Foto: Foto: Lukas - Sekretariat Presiden
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito meminta Pemda dan Satgas Covid-19 daerah berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 pusat untuk memastikan ketersediaan alat kesehatan jelang akhir tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, kenaikan kasus positif pada pekan ini yang mencapai 27,5 persen disebabkan karena sistem pencatatan data yang masih belum bisa dilakukan secara real time. Ia menjelaskan, pelaporan data kasus dari sejumlah daerah sering kali masih terlambat sehingga menyebabkan keterlambatan verifikasi data dari pusat.

“Kenaikan penambahan kasus harian yang sangat tinggi bahkan tertinggi semenjak kasus Covid-19 pertama masuk di Indonesia, salah satunya disebabkan verifikasi data yang terlambat masuk sehingga menyebabkan penumpukan pada pelaporan data di beberapa daerah,” jelas Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (19/1).

Baca Juga

Wiku mengatakan, pemerintah terus berupaya memperbaiki kondisi pelaporan data yang masih belum bisa dilakukan secara real time ini. Kementerian Kesehatan, kata dia, saat ini telah memilah antara data yang sebenarnya memang masuk antara tanggal 11-17 Januari dengan data yang terlambat masuk dari pekan sebelumnya.

“Ke depannya, Kemenkes dan pemerintah daerah harus terus memperbaiki integrasi data Covid-19 sehingga mengurangi gap dan delay data pusat dan daerah,” kata dia.

Wiku meminta agar keterlambatan data dari daerah tak lagi terjadi sebab sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan penanganan pandemi. Dengan data yang tak real time, maka kebijakan yang diambil pun bisa menjadi tak tepat waktu dan menjadi tak efektif.

Kendati demikian, Satgas tetap meminta seluruh pihak baik pemerintah daerah maupun masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan Covid-19, salah satunya dengan disiplin prokes. Sebab, kata dia, angka positivity rate saat ini pun tercatat terus meningkat pada Januari dengan angka rata-rata sebesar 25,98 persen.

“Kita masih menghadapi ancaman Covid-19 yang semakin meningkat di sekitar kita,” ucapnya.

Wiku juga menyampaikan, lonjakan kasus positif yang terjadi akhir-akhir ini menyebabkan jumlah kasus aktif semakin meningkat. Saat ini, kasus aktif pun tercatat sebesar 146.842 atau 15,8 persen.

Kendati demikian, kasus aktif di Indonesia tercatat masih lebih rendah dibandingkan kasus aktif di dunia yang mencapai 26,38 persen. Sedangkan jumlah kasus sembuh pada hari ini mencapai 753.948 atau 81,3 persen.

“Di mana kasus sembuh dunia adalah 71,48 persen,” kata Wiku.

Satgas juga melaporkan kasus meninggal kumulatif saat ini sebanyak 26.590 atau sebesar 2,9 persen. Sedangkan kasus meninggal dunia sebesar 2,13 persen. Wiku mengatakan, ancaman penularan Covid-19 saat ini masih tinggi di Indonesia.

Karena itu, ia mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaannya terhadap penularan Covid-19.

“Untuk itu penegakan disiplin protokol kesehatan yang dimulai dari diri sendiri masih menjadi satu-satunya pencegahan yang paling efektif untuk melindungi diri kita sendiri dan orang-orang terdekat,” jelasnya.

photo
Proses Registrasi dan Verifikasi Penerima Vaksin Covid-19 - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement