Rabu 20 Jan 2021 20:19 WIB

Pulang Paksa Saat Isolasi, Pasien Covid-19 Diprotes Warga

Warga khawatir tertular Covid-19 dari pasien yang masih harus menjalani isolasi.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Reiny Dwinanda
Virus corona (ilustrasi). Seorang warga kelurahan Kejaksan, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat memaksa pulang dari lokasi isolasi terpusat di hotel saat belum sembuh dari Covid-19, Rabu (20/1). Pasien itu baru mulai menjalani isolasi pada Ahad (17/1).
Foto: www.freepik.com
Virus corona (ilustrasi). Seorang warga kelurahan Kejaksan, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat memaksa pulang dari lokasi isolasi terpusat di hotel saat belum sembuh dari Covid-19, Rabu (20/1). Pasien itu baru mulai menjalani isolasi pada Ahad (17/1).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Seorang pasien Covid-19 yang tengah menjalani isolasi di salah satu hotel di Kota Cirebon, Jawa Barat memaksa untuk pulang ke rumah. Kepulangannya itu sontak menimbulkan keresahan dan penolakan warga di lingkungannya.

Pasien asal Kelurahan Kejaksan, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon itu menjalani isolasi di Hotel Langensari sejak Ahad (17/1). Hotel tersebut sengaja disewa oleh Pemkot Cirebon untuk menjadi tempat isolasi bagi pasien Covid-19.

Baca Juga

Namun, baru menjalani isolasi beberapa hari, pasien laki-laki berusia 65 tahun itu memaksa minta pulang dan menghubungi anaknya agar menjemputnya. Petugas yang berwenang tentu tak mengizinkan pasien tersebut untuk pulang.

"Tapi, pasien sempat marah dan mengamuk, sehingga akhirnya pihak berwenang terpaksa mengizinkan pasien pulang dengan syarat," kata Lurah Kejaksan, Catur Wulan Anggraeni, Rabu (20/1).

Adapun syaratnya, pasien dan keluarganya harus menerapkan protokol kesehatan isolasi mandiri di rumah. Pasien dan keluarganya pun menyanggupi syarat itu yang kemudian dituangkan dalam surat pernyataan.

Pasien akhirnya kembali pulang ke rumahnya pada Rabu (20/1) dini hari. Namun, kepulangan pasien yang belum dinyatakan sembuh itu membuat warga khawatir tertular penyakit akibat infeksi virus SARS-CoV-2 tersebut.

"Apalagi, lingkungan tempat mereka tinggal itu merupakan padat wilayah penduduk," kata Catur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement