Kamis 21 Jan 2021 12:33 WIB

Wizrah dan Kamisol: Pakaian Tradisional Petani Kopi Arab

Wizrah dan Kamisol merupakan pakaian petani tradisional Arab.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Wizrah dan Kamisol: Pakaian Tradisional Petani Kopi Arab
Foto: Arab News
Wizrah dan Kamisol: Pakaian Tradisional Petani Kopi Arab

IHRAM.CO.ID, JEDDAH -- Petani pohon kopi di Jazan, dengan pakaian tradisional mereka, bersiap menjadi tuan rumah Festival Biji Kopi kedelapan. Festival ini rencananya akan dimulai pada 30 Januari.

Pakaian rakyat yang biasanya terdiri dari dua potong ini memiliki kaitan erat dengan perkebunan kopi Khawlani, di Arab Saudi bagian selatan.

Baca Juga

Adanya pakaian khas ini seolah menunjukkan pentingnya pohon kopi Khawlani di hati para petani. Mereka mengenakan pakaian paling mewah pada tahap paling penting dalam perdagangan kopi, mulai dari menanam bibit hingga menjual produknya.

Administrator publikasi untuk Komite Media Festival Tahunan, Zahir Al-Maliki, mengatakan petani kopi di selatan Arab Saudi, terutama di Pegunungan Bani Malik di provinsi Al-Dayer timur wilayah Jazan, tetap menyimpan pakaian tradisional mereka.

Pakaian tradisional ini lantas diwariskan pada anak-anak dari ayah mereka. Baju ini biasanya terdiri dari satu warna.

"Sebagian besar penduduk masih menggunakan pakaian ini dan memeliharanya hingga saat ini. Busana rakyat ini secara lokal disebut baju gunung, terdiri dari kamisol (kemeja), wizrah (rok) dan ikat kepala aromatik,” ujarnya dilansir di Arab News, Kamis (21/1).

Para petani menggunakan kata bahasa Inggris yang sama, chemise, untuk merujuk pada pakaian untuk tubuh bagian atas. Para pria memakai ikat pinggang yang berisi Janbiyah (keris dengan mata pisau melengkung pendek dengan punggungan medial).

Mereka juga memakai sebuah ikat kepala. Ikat kepala yang digunakan terdiri dari tanaman aromatik seperti kadi, apsintus dan Melati Arab.

Anak-anak dan orang tua di perkebunan kopi menikmati hasil panen yang mencerminkan nilai pohon kopi di antara penduduk setempat.

"Orang-orang di selatan Arab Saudi memandang kopi sebagai bagian integral dari kehidupan mereka,” kata Al-Maliki.

Maliki menambahkan anak-anak juga mengenakan pakaian yang sama sembari membantu ayah mereka mengurus pohon. Para petani kopi sangat ingin agar anak-anak mereka ikut serta dalam proses merawat pohon.

Anak-anak di sebagian besar perkebunan kopi Khawlani di Al-Dayer mengenakan pakaian tradisional. Mereka berusaha mengikuti warisan dan menghidupkan kembali adat istiadat kuno.

Al-Maliki selanjutnya menunjukkan Janbiyah, yang melambangkan keberanian dan kemurahan hati. Pakaian ini diilhami oleh sifat keras dari pegunungan sekitar, tempat para petani di wilayah tersebut tumbuh.

“Saat mengenakan Janbiyah, orang biasanya menunjukkan betapa bangganya mereka dengan tradisi dan adat istiadat leluhurnya. Itu juga mengingatkan mereka pada budaya yang mengakar dari nenek moyang mereka," kata dia.

Al-Maliki lantas mengatakan para petani tidak pernah merasa khawatir dengan anak-anak yang membawa pisau. Orang-orang pegunungan terkenal dengan sifat toleran dan spontan, serta rekonsiliasi.

Masyarakat sekitar dibesarkan dengan kerja sama, solidaritas dan altruisme. Anak-anak yang memakai Janbiyah disebut hanya untuk dandanan. Meski demikian, mereka sangat bangga karena pakaian itu menjadi bagian dari sejarah keturunan, persis seperti kebanggaan mereka merawat pohon kopi.

Menurut Al-Maliki, penduduk setempat memperlakukan pohon kopi seperti halnya para ibu merawat bayinya. Tanaman kopi menjadi pohon yang paling dimanjakan di daerah tersebut.

“Kami menyebutnya 'pohon manja' karena mereka membutuhkan lebih banyak perawatan dan perhatian daripada tanaman lain," lanjutnya.

Biasanya, tanggung jawab merawat tanaman ini jatuh pada laki-laki. Namun, terkadang perempuan melakukan tugas tersebut saat laki-laki sedang pergi.

Ada lebih dari 122.455 pohon kopi di Provinsi Al-Dayer. 171.380 pohon kopi berada di wilayah Jazan dan menghasilkan hingga 685.536 ton biji kopi.

Namun, wilayah Al-Dayer menghasilkan lebih dari 489.820 ton biji kopi. Kondisi ini menjadikannya sebagai ibu kota biji kopi Khawlani di Kerajaan.

Ada lebih dari 1.596 petani pohon kopi di wilayah Jazan. 919 di antaranya berlokasi di provinsi Al-Dayer.

Untuk musim festival tahun ini, panitia penyelenggara telah membentuk administrasi kesehatan khusus. Peran tim ini untuk memastikan semua tindakan protokol kesehatan diikuti, bekerja sama dengan otoritas kesehatan terkait.

Pihak penyelenggara juga akan memantau jarak sosial antar pengunjung dan memastikan pemakaian masker wajib di dalam lokasi festival.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement