Kamis 21 Jan 2021 21:58 WIB

Tahun 2021 Jateng Bakal Mendorong Ekspor Produk Herbal

Peluang produk herbal terbuka di masa pandemi.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fuji Pratiwi
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah, Muhammad Arif Sambodo, saat diwawancarai wartawan di kantor Gubernur Jawa Tengah, di Semarang,  Kamis (21/1). Ia menyampaikan Jawa Tengah bakal mendorong ekspor produk herbal sebagai peluang untuk meningkatkan volume ekspor di masa pandemi.
Foto: istimewa
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah, Muhammad Arif Sambodo, saat diwawancarai wartawan di kantor Gubernur Jawa Tengah, di Semarang,  Kamis (21/1). Ia menyampaikan Jawa Tengah bakal mendorong ekspor produk herbal sebagai peluang untuk meningkatkan volume ekspor di masa pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah terus membaca peluang dalam upaya menjaga volume ekspor berbagai komoditas pertanian maupun perkebunan di tengah situasi pandemi yang belum kunjung usai.

Salah satu peluang yang dibidik oleh Pemprov Jawa Tengah pada awal 2021 ini adalah mendorong ekspor berbagai produk herbal. "Sebab, produk herbal saat ini banyak dibutuhkan sebagai salah satu cara untuk menjaga dan memperkuat imun," ungkap Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah, Muhammad Arif Sambodo, di Semarang, Kamis (21/1).

Baca Juga

Oleh karena itu, Jawa Tengah bakal terus meningkatkan ekspor berbagai macam komoditas maupun produk-produk berbahan herbal mulai awal tahun ini. Selain berbagai produk herbal, peluang yang sangat mungkin dilakukan oleh Jawa Tengah dalam meningkatkan volume ekspor saat ini adalah menggenjot ekspor produk sarang burung walet.

Seperti diketahui sarang burung walet merupakan bahan baku yang bagus untuk produk makanan dan minuman kesehatan. Di sisi lain sarang burung walet untuk saat ini juga menjadi salah satu komoditas yang sangat bagus di pasar internasional.

 

Secara keseluruhan, untuk persoalan ekspor Jawa Tengah tidak menemui kendala berarti. "Namun yang perlu dilakukan adalah menekankan berbagai cara untuk terus bisa memunculkan eksportir baru, seperti memaksimalkan program Export Coaching Program (ECP)," kata Arif.

ECP merupakan program kegiatan pembekalan ilmu tentang tatalaksana ekspor, wacana, serta praktik untuk pelaku usaha. ECP juga akan melatih eksportir baru untuk bisa mendatangkan pembeli.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement