Sabtu 23 Jan 2021 09:07 WIB

Ini Rahasia Suku Badui Nol Kasus Covid-19

Warga Badui dilarang ke Jakarta, Tangerang, dan Bogor, membuat tak ada positif Covid.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Suasana pagi Urang Kanekes atau Suku Badui pada pagi hari di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Sabtu (4/5).
Foto: Republika/Alkhaledi Kurnialam
Suasana pagi Urang Kanekes atau Suku Badui pada pagi hari di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Sabtu (4/5).

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Masyarakat adat Badui di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten hingga kini belum ditemukan kasus positif penyebaran pandemi Covid-19. Hal itu terjadi karena mereka disiplin, dengan tidak ke luar daerah.

"Kami mengapresiasi warga Badui dapat mengendalikan Covid-19 itu," kata petugas medis Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Cisimeut di Kecamatan Leuwidamar, Iton Rustandi di Kabupaten Lebak, beberapa waktu lalu.

Masyarakat Badui lebih mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan guna mencegah penularan virus corona. Bahkan, tetua adat setempat mengimbau masyarakat Badui tidak boleh mengunjungi Jakarta, Tangerang, dan Bogor. Pasalnya,daerah itu merupakan zona merah penyebaran Covid-19.

Selama ini, kata dia, aktivitas masyarakat Badui lebih banyak di rumah dan ladang-ladang untuk mengembangkan pertanian. "Kami juga mengoptimalkan edukasi tentang bahaya Covid-19 agar warga Baduy mengetahui penyebaran penyakit yang mematikan itu," kata Iton menjelaskan.

Menurut dia, petugas kesehatan berupaya terus mengendalikan pandemi Covid-19 dengan membagikan ribuan masker di permukiman masyarakat Badui, juga melakukan penyemprotan disinfektan. Selain itu, pihaknya mendirikan wastafel di sepanjang pintu gerbang memasuki kawasan pemukiman Badui.

Dengan begitu, diharapkan warga Badui maupun pengunjung dapat mencuci tangan menggunakan sabun. Saat ini, kata dia, di wilayah kerjanya melayani enam desa dan di antaranya, Desa Kanekes, Bojongmenteng, Nayagati, dan Cisimeut Raya.

Tetua Adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes, Jaro Saija mengatakan, masyarakat suku Badui harus berada di wilayahnya dan tidak boleh ke luar daerah guna mencegah penyebaran Covid-19. Begitu juga warga Badui yang merantau diminta untuk pulang dan sebelum masuk permukiman adat terlebih dahulu menjalani pengecekan kesehatan di puskesmas setempat.

"Kami menjamin pemukiman Baduy terbebas Covid-19 dan penjagaan diberlakukan dengan ketat dan pengunjung yang hendak masuk ke tanah hak ulayat Badui dilakukan pemeriksaan kesehatan," ujar Jaro.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement