Sabtu 23 Jan 2021 12:05 WIB

MES Ungkap Tantangan Pengembangan Keuangan Syariah

MES mengungkap, sektor syariah masih belum imbangi sektor keuangan konvensional

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Hasanul Rizqa
Ekonomi syariah (ilustrasi)
Foto: Islamitijara.com
Ekonomi syariah (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) mencatat sejumlah tantangan yang akan dihadapi Indonesia dalam memajukan ekonomi dan keuangan syariah. Secara umum, sektor syariah dinilai belum mampu mengimbangi perkembangan yang terjadi dalam sektor keuangan konvensional.

Ketua Umum Pengurus Pusat MES Wimboh Santoso mengatakan, pertumbuhan keuangan syariah terus menunjukkan perkembangan dari tahun ke tahun. Namun, sambung Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini, hal itu masih jauh dari target yang ditetapkan.

Baca Juga

Khusus pada keuangan syariah, proporsi yang tercatat dari total aset keuangan keseluruhan di Indonesia baru mencapai 9,9 persen. "Ini masih jauh dari yang dicita-citakan 20 tahun lalu yaitu 20 persen. Kenapa? karena pertumbuhan ekonomi lebih didorong oleh konvensional," kata Wimboh dalam Musyawarah Nasional V MES, Sabtu (23/1).

Melihat pada realisasi itu, pangsa pasar keuangan syariah relatif masih rendah. Wimboh mengungkapkan, kondisi tersebut menjadi tantangan para pegiat keuangan syariah ke depan untuk terus meningkatkan pangsa pasarnya.

Ia pun mencatat, literasi keuangan syariah masih cukup rendah. Indeks literasi dan inklusi syariah masing-masing hanya 8,93 persen dan 9,1 persen. Sebagai gambaran, indeks literasi dan inklusi keuangan nasional masing-masing sudah mencapai 38,03 persen dan 76,19 persen.

photo
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso - (Antara/Humas OJK)

 

Wimboh mengatakan, model bisnis produk-produk dalam keuangan syariah juga masih terbatas. "Produk syariah belum optimal memanfaatkan hadirnya teknologi. Kami mendorong ketika ada produk teknologi di keuangan konvensional, maka syariah harus ada," katanya.

Produk-produk yang tertinggal itu mencakup saham syariah, sukuk korporasi, reksa dana syariah, surat berharga negara, asuransi syariah, serta pembiayaan syariah. "Ini menjadi satu perhatian bersama, apakah ada birokrasi yang menghambat?" ujarnya.

Lebih lanjut, adopsi teknologi pada ekonomi dan keuangan syariah masih belum memadai. Itu tidak lepas dari ketersediaan sumber daya manusia yang menggeluti sektor syariah belum sesuai harapan. Oleh karena itu, Wimboh menaruh harapan besar pada MES agar turut menyiapkan berbagai langkah yang bisa mengatasi segenap tantangan itu.

"Lalu bagaimana agar kita bisa memperluas basis anggota MES dan mempercepat akses masyarakat dalam program pembinaan usaha. Kita buat semaca ekosistem bisnis ekonomi dan keuangan syariah," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement