Ahad 24 Jan 2021 13:49 WIB

Pendaftaran Sertifikasi Halal Didominasi Produsen Mamin

Pendaftaran sertifikasi halal pada produk katering dan daging olahan juga meningkat.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Andi Nur Aminah
Ilustrasi Makanan Halal
Foto: MGROL100
Ilustrasi Makanan Halal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Registrasi dan Sertifikasi Halal Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Mastuki menyampaikan, sejak Mei 2020 lalu, terjadi peningkatan jumlah pelaku usaha yang mendaftar untuk memperoleh sertifikat halal. Angka tertinggi ada di November 2020. "Tertinggi itu ada di bulan November 2020 yang mencapai 3.329 pelaku usaha. Sedangkan bulan sebelumnya mencapai 1.262 pelaku usaha," kata dia kepada Republika.co.id, Ahad (24/1).

Mastuki menjelaskan, sebagian besar produsen yang mengajukan pendaftaran sertifikasi halal berasal dari sektor makanan dan minuman. Adapun rincian kategori produknya adalah makanan ringan dengan persentase 25,15 persen, roti dan kue 14,88 persen, serta minuman dan bahan minuman 14,59 persen.

Baca Juga

Selain itu, Mastuki menambahkan, pendaftaran sertifikasi halal pada produk katering dan daging olahan juga mengalami peningkatan. Namun, dia mengakui, produsen obat yang melakukan pendaftaran sertifikasi halal ini masih rendah dan tergolong kecil jika melihat persentasenya.

"Produsen obat yang mendaftar sertifikat halal tergolong kecil, yaitu 0,84 persen. Faktornya karena jenis produk ini belum kena penahapan kewajiban sertifikat halal sehingga bisa jadi masih menunggu, atau proses pemenuhan persyaratan sampai tahun 2021 ini," ujarnya.

Sampai Jumat (22/1), lanjut Mastuki, data pelaku usaha yang sudah mengajukan pendaftaran untuk mendapat sertifikat halal sebanyak 11.785. Dia mengingatkan, regulasi yang mengatur jaminan produk halal adalah Peraturan Menteri Agama 26/2019, Peraturan Pemerintah 31/2019 dan Undang-Undang 33/2014 tentang Jaminan Produk Halal.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement