Senin 25 Jan 2021 14:24 WIB

Jokowi: Wakaf Tingkatkan Solidaritas Sosial

Wakaf memperkuat kepedulian dan solidaritas untuk mengatasi ketimpangan sosial.

Rep: Sapto Andika Candra/Dessy Suciati Saputri/ Red: Fuji Pratiwi
Presiden Joko Widodo (kanan) dan Wakil Presiden Maruf Amin (kiri) saat meresmikan peluncuran Gerakan Nasional Wakaf Uang dan Brand Ekonomi Syariah di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/1).
Foto: KIP/Setwapres
Presiden Joko Widodo (kanan) dan Wakil Presiden Maruf Amin (kiri) saat meresmikan peluncuran Gerakan Nasional Wakaf Uang dan Brand Ekonomi Syariah di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meluncurkan Gerakan Nasional Wakaf Uang, di Istana Negara, Jakarta pada Senin (25/1). Presiden meyakini, wakaf memiliki potensi yang besar untuk menekan ketimpangan sosial dalam rangka mewujudkan pemerataan pembangunan di seluruh pelosok Tanah Air.

Gerakan Nasional Wakaf Uang bukan hanya meningkatkan awareness kepedulian, literasi, dan edukasi masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan syariah. "Wakaf juga merupakan upaya memperkuat rasa kepedulian dan solidaritas sosial untuk mengatasi kemiskinan dan ketimpangan sosial di negara kita," ujar Presiden Jokowi.

Baca Juga

Pemerintah mencatat, potensi wakaf di Indonesia sangat besar, baik wakaf benda tidak bergerak maupun benda bergerak, termasuk wakaf dalam bentuk uang. Potensi aset wakaf per tahun mencapai Rp 2.000 triliun, sementara potensi wakaf uang menembus angka Rp 188 triliun. 

Melalui Gerakan Nasional Wakaf Uang ini, Presiden berharap literasi masyarakat terhadap ekonomi syariah dan wakaf secara khusus mampu meningkat. Menurut Jokowi, pelaksanaan wakaf tidak sekadar sebagai ibadah namun lebih luas lagi bertujuan untuk meningkatkan sosial ekonomi. 

"Dan memberi dampak signifikan bagi pengurangan kemiskinan dan ketimpangan sosial dalam masyarakat," kata Jokowi. 

Presiden menambahkan, Indonesia tak boleh ketinggalan dalam hal pengembangan ekonomi syariah. Dalam lingkup dunia, ujarnya, ekonomi syariah tidak hanya dijalankan oleh negara dengan mayoritas penduduk Muslim saja. Negara-negara seperti Jepang, Inggris, Amerika Serikat, dan Thailand pun ikut mengembangkan ekonomi syariah. 

"Kita harus menangkap peluang ini dengan mendorong percepatan, mendorong akselerasi pengembangan ekonomi syariah nasional," ujar Jokowi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement