Senin 25 Jan 2021 19:14 WIB

Wali Kota Eindhoven Khawatir Perang Saudara Usai Demo Rusuh

Demo anti-lockdown di Eindhoven Belanda berujung rusuh

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Demonstrasi anti-kebijakan lockdown di Belanda
Foto: EPA
Demonstrasi anti-kebijakan lockdown di Belanda

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Kerusuhan protes pengunjuk rasa anti-lockdown di Belanda menimbulkan kekhawatiran para pemangku kebijakan. Belanda sebagai negara yang mengusung hak asasi manusia menghadapi aksi marak para warga yang memprotes kebijakan pembatasan Covid-19.

Demonstrasi yang disertai kerusuhan terjadi di beberapa kota besar termasuk di Eindhoven. Wali Kotanya, John Jorritsma menanggapi secara emosional terhadap kerusuhan yang terjadi.

Baca Juga

"Jika kita terus seperti ini, kita akan menuju perang saudara," katanya kepada wartawan dikutip laman Dutch News, Senin (25/1).

Meskipun aksi protes bertumpu tentang jam malam dan tindakan virus corona lainnya, beberapa pejabat menilai banyak dari pengunjuk rasa yang muncul tampaknya adalah pria muda yang ingin menimbulkan masalah. "Ini tidak mendemonstrasikan, saya akan menyebut orang-orang ini corona hooligan," ujar ketua asosiasi dewan keamanan regional Hubert Bruls.

Sekitar 240 orang telah ditangkap di berbagai kota di titik demo. Sekurangnya demo meletus menjadi rusuh di 10 kota di seluruh Belanda pada Ahad (24/1) malam waktu setempat. Masalah pertama berkobar di Amsterdam dan Eindhoven, padahal demo semacam itu dilarang.

Menjelang aturan jam malam pada pukul 21.00, gerombolan pemuda mulai menyerang polsi di beberapa kota lainnya, termasuk Tilburg dan Enschede. Banyak dari pengunjuk rasa melemparkan batu ke rumah sakit setempat sehingga memaksa pihak berwenang mengerahkan tim keamanan ekstra.

"Kerusuhan ini benar-benar tercela. Toko-toko yang sudah berjuang dirusak! Melempar batu dan kembang api itu keterlaluan," ujar wali kora Tilburg Theo Weterings.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement