Kamis 28 Jan 2021 19:13 WIB

Tukang Cukur Syekh Abu Jafar yang tak Mau Dibayar

"Aku berkata karena Allah aku memintamu mencukurkan rambutku".

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Fakhruddin
Tukang Cukur Syekh Abu Jafar yang tak Mau Dibayar. Ilustrasi Tahalul
Foto: Republika/Mardiah
Tukang Cukur Syekh Abu Jafar yang tak Mau Dibayar. Ilustrasi Tahalul

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Dikisahkan bahwa Syekh Abu Jafar Haddad rah.a merupakan guru Syekh Junaid Baghdadi rah.a bercerita suatu ketika, ai tinggal di Makkah dalam keadaan serba tidak punya. Untuk menggunting rambut saja Abu Jafar tidak mempunyai uang.

"Pada waktu itu rambutku telah panjang sehingga aku pergi ke pada seorang tukang cukur," kata Syekh Abu Jafar seperti diksahkan dalam buku Fadhilah Haji karya Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi.

Syekh Abu Jafar melihat dari raut wajahnya tukang cukur itu tampak bahwa ia seorang saleh. Maka dari itu ia berani mendekat dan mengutarakan keinginannya untuk dipotong rambut.

"Aku berkata karena Allah aku memintamu mencukurkan rambut ku," pinta Abu Jafar.

Tukang cukur itu menjawab. "Ya aku akan melakukannya sekarang," katanya.

Padahal pada saat itu ia sedang mencukur rambut seorang kaya. Tukang cukur itu berhenti memotong rambut orang kaya itu dan memotong rambutku dahulu. 

Kemudian setelah selesai ia memberiku sebungkus kertas yang didalamnya terdapat beberapa dirham. Ia pun menerimanya dan ia katakan kepada dirinya bahwa bila ada uang datang kepadanya maka ia akan memberikannya kepada tukang cukur itu sebagian upah.

Kemudian Syekh Jafar pergi ke tanah haram dan di sana ia bertemu seorang saudara. Sodaranya berkata kepada Syekh Jafar. "Aku membawa satu tas untukmu dari saudaramu di Bashrah, terimalah ini dengan senang hati. Di dalamnya terdapat 300 dinar, ia memberikannya kepadamu karena Allah," katanya. 

Syekh Jafar mengambil tas itu dan membawanya kepada tukang cukur itu. Syekh Jafar berkata kepada tukang cukur itu. "Di dalamnya ada 300 dinar. Ambillah untukmu dan pergunakanlah untuk keperluan mu," katanya.

Tukang cukur itu menjawab.

"Syekh yang dikasihi tidak kah engkau malu terhadap dirimu sendiri. Dahulu engkau memintaku mengguntingkan rambutmu karena Allah, tetapi sekarang kau datang untuk membayar ku. Pergilah, Semoga Allah memaafkan engkau," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement