Selasa 02 Feb 2021 10:17 WIB

BKKBN Siapkan Langkah Percepat Penurunan Stunting

BKKBN harus mampu menekan angka stunting hingga 680 ribu anak tiap tahunnya.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo.
Foto: Republika/Inas Widyanuratikah
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi virus corona covid-19 sejak awal 2020 hingga saat ini memiliki dampak terhadap penanganan stunting di Indonesia. Kepala BKKN, Dr. Hasto Wardoyo menyebut dampaknya cukup serius.

“Ada dua dampak langsung maupun tidak langsung,” katanya saat dihubungi, Selasa (2/2).

Baca Juga

Dampak langsung, kata dia, banyak bayi neonatus (bayi baru lahir) tidak bisa mendapatkan penanganan kesehatan secara leluasa seperti sebelum pandemi.

“Misalnya, jika orangtua ingin memeriksakan kesehatan anaknya, para orang tua menjadi ragu untuk membawa anaknya jika sakit. Ke UGD saja misalnya, ternyata UGD penuh dengan pasien covid-19,” kata dia.

Kondisi ini, diyakini Hasto, berpotensi menyebabkan naiknya angka stunting. Karena stunting, kata Hasto, disebabkan dua hal yakni asupan gizi dan penyakit. “Ini dampak langsungnya,” kata dia.

Untuk dampak tidak langsung, diungkap Hasto, terkait dengan kemiskinan, pengangguran, menikah usia dini, dan perceraian. Selanjutnya, angka kehamilan dengan tidak diberi jarak.  “Ini yang kita prihatin,” kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement