Selasa 02 Feb 2021 11:44 WIB

Sulbar Siap Jadi Laboratorium Kebencanaan

Berbagai model bencana ada di Sulbar seperti banjir, gempa dan kemungkinan tsunami.

Suasana tenda pengungsian di Stadion Manakarra, Mamuju  Sulawesi Barat, jumat (29/1/20 21). Gubernur Sulbar memutuskan perpanjangan status keadaan tanggap darurat bencana gempa bumi Sulbar selama 7 hari kedepan, terhitung tanggal 29 Januari  hingga 4 Februari mendatang.
Foto: ANTARA/Akbar Tado
Suasana tenda pengungsian di Stadion Manakarra, Mamuju Sulawesi Barat, jumat (29/1/20 21). Gubernur Sulbar memutuskan perpanjangan status keadaan tanggap darurat bencana gempa bumi Sulbar selama 7 hari kedepan, terhitung tanggal 29 Januari hingga 4 Februari mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Provinsi Sulawesi Barat siap menjadi provinsi pendidikan dan laboratorium kebencanaan, kata Sekretaris Provinsi Sulbar Muhammad Idris.

"Sebelum kejadian ini (gempa bumi magnitudo 6,2), pada 2019 saya sudah menyampaikan ke BNPB agar Sulbar dijadikan sebagai provinsi pendidikan dan juga laboratorium kebencanaan," ujar Muhammad Idris.

Ia menyampaikan, gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,2 yang mengguncang wilayah Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene pada 15 Januari 2021, menjadi pembelajaran bagi warga di Sulbar, untuk mengubah pola pikir masyarakat di daerah itu bahwa bencana bisa terjadi kapan saja.

Sulbar berada pada ring of fire atau cincin api, yang sewaktu-waktu bisa terjadi bencana alam, khususnya gempa bumi. "Banyak pembelajaran yang bisa dipetik dari musibah gempa ini," kata dia.

Pertama, mengubah pola pikir masyarakat bahwa kapan saja gempa itu bisa terjadi, dan oleh karenanya masyarakat kita harus siap setiap saat. Kedua, harus bekerja sama dengan semua pihak untuk memastikan setiap saat warga dididik mengenai kebencanaan.

"Tujuannya, agar Sulbar itu menjadi provinsi yang menyiapkan anak-anak dan warganya lebih melek terhadap bencana alam," ujar dia.

Ia menyampaikan, di Sulbar, berbagai model bencana ada, mulai dari banjir bandang, gempa bumi dan kemungkinan terjadinya tsunami serta longsor. Provinsi Sulbar yang berada pada jalur sesar Palu-Koro atau patahan yang membelah Pulau Sulawesi menjadi dua itu, kapan saja bisa bergerak yang dapat menimbulkan gempa bumi.

Jadi tidak bicara siklus 50 tahun dan seterusnya. Negara yang tangguh itu adalah negara-negara yang menyiapkan warga negaranya tidak panik pada saat ada kejadian bencana alam dan itu ada ilmunya.

"Jadi kalau ilmunya ada tetapi kita tidak pernah pakai itu berarti kegagalan kita semua, terutama pemerintah untuk mewujudkan provinsi yang akrab atau tahan dengan bencana," ujarMuhammad Idris.

Jika tidak familier dari awal, maka akan selalu memunculkan kekacauan-kekacauan serta kepanikan yang pada akhirnya mengganggu mentalitas kerja di daerah ini. "Itulah sebabnya konsep mengenai Sulbar, provinsi pendidikan dan laboratorium kebencanaan sudah saya siapkan dan pada saatnya nanti saya akan ekspose di pemerintahan pusat," kata Muhammad Idris.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement