Rabu 03 Feb 2021 07:44 WIB

PM Israel Berencana Kunjungi UEA dan Bahrain

Bahrain dan UEA akan dikunjungi PM Israel.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Muhammad Hafil
 PM Israel Berencana Kunjungi UEA dan Bahrain. Foto: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu
Foto: AP/Marc Israel Sellem/Pool JPOST
PM Israel Berencana Kunjungi UEA dan Bahrain. Foto: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu

IHRAM.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berencana mengunjungi Uni Emirat Arab dan Bahrain pekan depan. Jika terealisasi, itu bakal menjadi kunjungan perdananya setelah ketiga negara mencapai normalisasi diplomatik.

Dalam jumpa pers pada Selasa (2/2), Netanyahu ditanya apakah akan melaksanakan rencana kunjungannya ke UEA pekan depan. Pertanyaan tersebut diajukan mengingat Israel masih menghadapi krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga

Netanyahu menjawab bahwa kunjungannya ke UEA telah dua kali dibatalkan karena adanya kebijakan karantina wilayah (lockdown). "Kunjungan ini memiliki kepentingan keamanan, nasional, dan internasional yang besar. Namun telah dipersingkat atas permintaan saya, dari tiga hari menjadi tiga jam," ucapnya.

Di UEA, Netanyahu bakal mengunjungi Abu Dhabi. Dari sana ia kemungkinan turut melakukan kunjungan kilat ke Bahrain. Netanyahu belum mengungkapkan kapan perjalanan ke kedua negara itu dilakukan. Namun media Israel menyebut Netanyahu akan bertolak dari Tel Aviv pada 9 Februari mendatang.

Pada September 2020, UEA dan Bahrain menandatangani perjanjian damai dengan Israel. Perjanjian itu dikenal dengan nama Abraham Accords. Pemerintahan mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berperan besar dalam memediasi serta menjembatani ketiga pihak terkait.

Dalam perjanjian normalisasi, Bahrain dan UEA setuju membuka penerbangan langsung dari dan ke Israel. Para pihak pun sepakat membuka kedutaan besar di negara masing-masing. Normalisasi Israel dengan Bahrain dan UEA merupakan pukulan besar bagi perjuangan kemerdekaan Palestina.

Palestina, yang selama ini selalu mendapat dukungan penuh dari negara Arab, memandang kesepakatan normalisasi sebagai sebuah tusukan dari belakang. Selain Bahrain dan UEA, pemerintahan Trump membantu Israel mencapai kesepakatan serupa dengan Sudan dan Maroko. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement