Rabu 03 Feb 2021 09:15 WIB

Pfizer Prediksi Penjualan Vaksinnya Capai 15 Miliar Dolar

Angka penjualan tersebut merupakan prediksi untuk tahun ini.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Program vaksinasi putaran kedua digulirkan bagi penghuni panti Lillohjemmet di Oslo, Norway, Seni (18/1) dengan menggunakan vaksin Pfizer-BioNtech.
Foto: EPA
Program vaksinasi putaran kedua digulirkan bagi penghuni panti Lillohjemmet di Oslo, Norway, Seni (18/1) dengan menggunakan vaksin Pfizer-BioNtech.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Raksasa obat-obatan, Pfizer, memperkirakan penjualan vaksin Covid-19 yang mereka kembangkan bersama perusahaan Jerman, BioNTech, akan mencetak penjualan mencapai 15 miliar dollar Amerika Serikat (AS), tahun ini.

Vaksin tersebut adalah salah satu yang pertama diizinkan untuk digunakan oleh negara-negara termasuk Inggris dan AS. Penjualan vaksin mewakili seperempat dari pendapatan yang diharapkan untuk tahun ini.

Banyak negara di seluruh dunia berusaha keras untuk memvaksinasi penduduk mereka dalam upaya untuk menyelamatkan nyawa dan membantu pemulihan ekonomi.

Pfizer mencoba mengirimkan dua miliar dosis vaksin pada tahun 2021 secepat mungkin saat negara-negara bergegas menandatangani kesepakatan pasokan.

Pada kuartal keempat tahun lalu, vaksin tersebut menghasilkan penjualan sebesar 154 juta dolar AS untuk Pfizer.

Dari perusahaan yang terburu-buru membawa vaksin ke pasar, analis memperkirakan setidaknya Pfizer dan perusahaan bioteknologi Amerika Moderna akan menghasilkan miliaran dolar tahun ini. 

Ada kekhawatiran bahwa perselisihan global atas pasokan dapat mengganggu jadwal pengiriman.

Selama akhir pekan, Uni Eropa menarik kembali keputusan untuk memicu ketentuan darurat dalam kesepakatan Brexit yang dapat mencegah pengiriman vaksin memasuki Inggris.

Rencana tersebut telah menjadi bagian dari kontrol ekspor baru UE pada vaksin untuk mencoba memerangi kekurangan pengiriman.

Dilansir di BBC International, Selasa (2/2) disebutkan bahwa Pfizer telah berkomitmen untuk mengirimkan 40 juta dosis ke Inggris pada akhir tahun ini.

Pada hari Selasa (2/2), Jepang mengatakan akan mendapatkan semua dosis vaksin yang telah dibelinya dari Pfizer dan BioNTech setelah kekhawatiran bahwa kontrol ekspor UE dapat menunda program inokulasi Jepang.

Jepang mengikuti sebagian besar ekonomi utama dalam memulai vaksinasi, karena ketergantungannya pada perusahaan obat luar negeri dan desakan agar vaksin melalui uji coba dalam negeri.

Negara ini berencana untuk memulai vaksinasi pada pertengahan Februari dengan Pfizer / BioNTech.

"Pfizer dan BioNTech telah meningkatkan kapasitas produksi menjadi lebih dari dua miliar dosis per tahun dari 1,3 miliar untuk memenuhi permintaan," ujar CEO BioNTech Ugur Sahin.

"Karena itu kami yakin akan memberikan dosis yang telah kami janjikan ke Jepang," kata dia menambahkan.

Pasokan vaksin sempat mengalami penundaan di beberapa bagian Eropa karena perubahan proses manufaktur untuk meningkatkan produksi.

Tetapi BioNTech mengatakan bahwa perusahaan tersebut kembali ke jalur yang tepat untuk memenuhi jadwal Eropa mereka. Untuk mencapai tujuan globalnya, Pfizer harus memberikan rata-rata sekitar 10 juta dosis per pekan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement