Ahad 07 Feb 2021 15:00 WIB

Din Syamsuddin Serukan Kerja Sama Umat di Al Azhar

Kerja sama antar umat di Al Azhar diserukan Din Syamsuddin.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Din Syamsuddin Serukan Kerja Sama Umat di Al Azhar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Din Syamsuddin Serukan Kerja Sama Umat di Al Azhar

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2015, Prof Din Syamsuddin menjadi salah seorang pembicara pada perayaan Al-Azhar untuk Hari Persaudaraan Kemanusiaan Sedunia pada 3 Februari 2021. Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2015-2020 ini menyerukan kerjasama antar umat beragama sedunia.

Perayaan tahunan di Al-Azhar ini merupakan kali kedua sejak Piagam Persaudaraan Kemanusiaan (Watsiqat al-Ukhuwwah al-Insaniyah) ditandatangani oleh Syekh Al-Azhar Prof Ahmad Muhammad Al-Thayyib dan Paus Fransiscus di Abu Dhabi pada 4 Februari 2019. Piagam Persaudaraan Kemanusiaan itu menandai persatuan keyakinan keagamaan, persatuan Timur-Barat, Utara-Selatan, bahkan antara kaum beragama dan tidak beragama.

Baca Juga

Perayaan Hari Persaudaraan Kemanusiaan Sedunia tahun 2021 diselenggarakan secara virtual oleh Komite Tertinggi Persaudaraan Kemanusiaan (The Higher Committee of Human Fraternity) yang berkedudukan di Kairo. Sejumlah tokoh yang hadir mewakili Muslim dan Kristiani, hadir juga perwakilan dari PBB.

Tokoh dari Indonesia yang hadir di antaranya Prof Din. Atas permintaan panitia, Prof Din menyampaikan pidao berjudul 'Tanggung Jawab Organisasi Keagamaan untuk Membangun Persaudaraan Kemanusiaan'.

Prof Din mengatakan bahwa penandatangan Piagam Kemanusiaan itu merupakan tonggak peradaban yang penting dan tepat waktu. Menurutnya peradaban manusia tengah menghadapi masalah yang menciptakan disrupsi besar.

"Maka adalah tanggung jawab organisasi keagamaan untuk tampil sebagai problem solver (penyelesai masalah), namun hal itu meniscayakan adanya kerja sama antar umat berbagai agama," kata Prof Din di Hari Persaudaraan Kemanusiaan Sedunia, Rabu (3/2).

Mantan Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban ini menegaskan, kerja sama antar umat beragama sedunia sangat mendesak. Walaupun agama-agama berbeda secara teologis, namun mereka bertemu pandangan pada titik kemanusiaan.

Prof Din menjelaskan, agama memang dari Tuhan, tapi sejatinya untuk manusia dan kemanusiaan. Maka tidak ada pemisahan antara persaudaraan keimanan seperti persaudaraan keislaman dan persaudaraan kemanusiaan, keduanya bagaikan dua sisi mata uang.

Di akhir pidatonya, Guru Besar Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta ini menyarankan agar Perayaan Hari Persaudaraan Kemanusiaan Sedunia tidak berhenti pada seremoni dan diskusi. Tapi harus berlanjut pada aksi nyata ada kolaborasi umat lintas agama dalam membangun koeksistensi damai dan toleransi.

"Keduanya perlu berlanjut pada kolaborasi dalam berbagai sektor peradaban," ujar Prof Din melalui pesan tertulis yang diterima Republika, Sabtu (6/2).

Pada Hari Persaudaraan Kemanusiaan Sedunia tokoh yang memberikan sambutan diantaranya Wakil Syaikh Al-Azhar Prof Muhammad Al-Dhuhaiwy, Rektor Universitas Al-Azhar Prof Muhammad Al-Mahrashowy, dan sejumla tokoh Islam serta Kristen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement