Ahad 07 Feb 2021 10:30 WIB

Kontribusi Muslim Pada Masa Renaisans Eropa

Bagaimana Muslim Berkontribusi pada Masa Renaisans Eropa?

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Muhammad Subarkah
Bait Al Hikmah (Pusastakaan( di masa Khilafah Abassiyah di Cordoba (spanol),
Foto: google.com
Bait Al Hikmah (Pusastakaan( di masa Khilafah Abassiyah di Cordoba (spanol),

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA – Kerajaan Sisilia yang sekarang merupakan kawasan di Italia, pada abad ke-12 menunjukkan koeksistensi antara Muslim dan Kristen. Raja Roger II sangat mengandalkan Muslim Arab untuk mewakili Kerajaan Sisilia.

Selama masa pemerintahannya, Raja Roger II memilih seorang Arab bernama Abd al-Rahman al-Nasrani sebagai Komandan Armada. Sementara itu, dalam posisi ketua hakim, dia memilih seorang Arab bernama George Antaki. Roger II sangat bersemangat tentang sains dan ilmu pengetahuan lain. Dia juga sangat menghormati para sarjana Muslim.

Saking menghormati para sarjana Muslim, bahkan dia memutuskan untuk membentuk dewan yang mengurus ilmu pengetahuan dari para Muslim dan bagaimana orang Barat bisa mendapat keuntungan dari ilmu mereka. Selain memberi umat Islam posisi tinggi di kerajaan, Raja Roger II juga menawarkan perlindungan kepada mereka.

Karena sikapnya yang baik kepada umat Islam, beberapa ulama menyukai keagungan Raja, di antaranya adalah Muhammad al-Idrisi. Al-Idrisi menerima ilmunya di Kordoba dan dianggap sebagai penyair dan penulis berketerampilan tinggi. Dia pun mempelajari bidang lain seperti botani, kedokteran, astronomi, filsafat, dan geografi.

Raja menugaskannya untuk mengumpulkan informasi dari seluruh dunia dengan menggambarkan negara dalam hal wilayah, sifat geografis, kegiatan ekonomi, dan industri. Menurut beberapa catatan, Al-Idrisi membutuhkan lebih dari 18 tahun untuk mempersiapkan dan menulis kitab tersebut. Kitab itu terkenal dengan nama “Nuzhat al-Mushtaq Fi’khtiraq al-‘afaq di dunia arab dan di dunia barat dikenal “Buku Roger”. Dalam buku aslinya, dilampirkan peta dunia yang diukir di atas bola perak.

Saat al-Idrisi memberikannya, Raja sangat terkesan dengan isi buku tersebut. Buku itu sering dipuji sebagai salah satu ensiklopedia geografis terbesar dalam sejarah dunia. Selain menggambarkan geografi negara-negara di benua Eropa, Asia, dan Afrika dengan sangat akurat, buku tersebut menjadi rujukan utama di Eropa.

Buku Roger membantu orang Eropa menjangkau negara-negara Timur. Pada masa pemerintahan Roger II, gerakan besar diaktifkan untuk menerjemahkan buku-buku cendekiawan Muslim.

Dikutip Gulf News, Ahad (7/2), pada 1224, Raja membawa para sarjana dari semua agama besar, terutama Islam ke istananya untuk mengurus penerjemahan sastra Arab ke dalam bahasa Latin dan untuk diadopsi sebagai kurikulum di Universitas Napoli.

Saat tentara salib mendirikan kerajaan sendiri di Levant dan Mesir, beberapa orang Eropa belajar bahasa Arab dan menerjemahkan banyak literatur dan buku. Etienne dari Antiokhia menerjemahkan “Al-Kaml dalam Industri” yang penulisnya adalah Ali bin Abbas al-Ahwazi. Secara umum, beberapa perang memainkan peran penting dalam kontak langsung dengan peradaban Arab-Islam dengan semua seni, sains, dan arsitekturnya. Gerakan penerjemahan di Sisilia, Andalusia, dan Perang Salib berkontribusi pada kebangkitan dunia Barat dan memasuki era baru yang dikenal sebagai Renaisans Eropa.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement