Senin 08 Feb 2021 07:37 WIB

Jakarta tak Jadi Lockdown Akhir Pekan, Dunia Usaha Lega

Penerapan PSBB yang diperketat saja sudah membuat omzet menurun tajam.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Pengunjung melihat lukisan di selasar pertokoan kawasan Blok M, Jakarta, Jumat (6/11). Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta mengapresiasi kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk tidak melakukan lockdown akhir pekan seperti Jawa Tengah.
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Pengunjung melihat lukisan di selasar pertokoan kawasan Blok M, Jakarta, Jumat (6/11). Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta mengapresiasi kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk tidak melakukan lockdown akhir pekan seperti Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta mengapresiasi kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk tidak melakukan lockdown akhir pekan seperti Jawa Tengah. Langkah ini dinilai membantu dunia usaha memiliki semangat untuk bertahan di tengah pembatasan aktivitas ekonomi dan sosial akibat pandemi.

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang menjelaskan, ekonomi Jakarta digerakkan berbagai usaha sektor jasa yang aktivitas di tiap akhir pekannya sangat tinggi.  Wacana penerapan lockdown akhir pekan yang sempat beredar membuat pelaku usaha cemas terhadap potensi penurunan keuntungan.

Baca Juga

Sarman menuturkan, penerapan PSBB yang diperketat saja sudah membuat omzet menurun tajam, terlebih jika ada larangan keluar rumah akhir pekan. "Dengan keputusan Gubernur DKI Jakarta untuk tidak menerapkan lockdown akhir pekan membuat pengusaha lega dan memiliki semangat bertahan", ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Ahad (7/2).

Sarman yang juga menjabat sebagai ketua umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta itu menilai, pemerintah telah memberikan sedikit nafas bertahan bagi pengusaha. Baik itu di sektor pusat perbelanjaan, pusat perdagangan, pedagang pasar maupun UKM lain yang menggerakkan ekonomi Jakarta di tengah pandemi.

Sarman menekankan, kini pengusaha sudah berada di ujung tanduk setelah melalui kebijakan pembatasan selama hampir setahun terakhir. "Setidaknya masih ada sedikit harapan meraup omzet di akhir pekan di tengah pembatasan jam operasional yang ada untuk menyambung nafas usaha untuk mampu bertahan sambil menunggu pandemi berlalu," katanya.

Sarman menilai, akhir pekan menjadi sumber keuntungan tambahan bagi banyak pengusaha. Saat ini, tidak sedikit di antara mereka berinovasi menjual makanan dan minuman yang mengalami peningkatan omzet pada Jumat hingga Ahad. Oleh karena itu, wacana lockdown akhir pekan akan sangat berdampak pada pendapatan mereka.

Dengan peniadaan rencana lockdown akhir pekan, Sarman semakin optimistis, pertumbuhan ekonomi Jakarta akan melampaui nasional. "Jika pertumbuhan ekonomi nasional 2021 ditargetkan  di kisaran 4,5 persen-5,5 persen, selayaknya target pertumbuhan ekonomi Jakarta bisa di level lima sampai enam persen," tuturnya.

Naamun, Sarman mengakui, masih banyak faktor yang berpotensi menghambat ekonomi Jakarta. Khususnya dengan melihat laju penyebaran Covid-19 yang masih tinggi di ibu kota. Pemulihan ekonomi akan bergantung pada program vaksinasi yang didukung dengan disiplin protokol kesehatan masyarakat Jakarta.

Apabila dua poin ini berhasil, Sarman menambahkan, terbuka peluang pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan yang lebih longgar. "Sehingga berbagai aktivitas dunia usaha dan masyarakat normal kembali dengan demikian partumbuhan ekonomi Jakarta dapat positif dan keluar dari resesi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement