Selasa 09 Feb 2021 12:36 WIB

Turki Berencana Buka Sekolah Kedokteran di Suriah

Sekolah kedokteran akan didirikan di bawah naungan Universitas Ilmu Kesehatan Turki.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Turki Berencana Buka Sekolah Kedokteran di Suriah. Suasana kota di Suriah yang hancur akibat perang saudara yang melanda negara tersebut.
Foto: EPA/STR
Turki Berencana Buka Sekolah Kedokteran di Suriah. Suasana kota di Suriah yang hancur akibat perang saudara yang melanda negara tersebut.

IHRAM.CO.ID, ISTANBUL -- Turki mengumumkan akan membuka sekolah kejuruan perawatan kesehatan dan fakultas kedokteran di kota Cobanbey (Al-Ra'i) Suriah, dekat perbatasan Turki. Keputusan mengejutkan itu diumumkan di saluran resmi pemerintah Turki, Jumat malam (5/2).

Cobanbey, di Suriah utara di Aleppo, adalah kota yang didominasi Turkmenistan di bawah kendali oposisi Suriah. Sekolah kedokteran akan didirikan di bawah naungan Universitas Ilmu Kesehatan Turki.

Baca Juga

Dilansir dari Arab News, Senin (8/2), beberapa ahli menganggap langkah tersebut sebagai dorongan untuk infrastruktur sosial yang rusak di kawasan itu. Ahli lain mengatakan, Turki mungkin menghadapi tuduhan dari Suriah atas campur tangan asing yang melanggar kedaulatan teritorialnya.

Sejak 2018, Turki telah membangun fakultas di universitas Ilmu Kesehatan di Suriah, termasuk di Afrin, Al-Bab dan Idlib. Lagkah itu dilakukan untuk mendorong kembalinya pengungsi Suriah. Lira Turki juga digunakan di distrik Cobanbey dan Al-Bab.

 

Sebuah kampus universitas didirikan di Al-Bab oleh Universitas Harran Turki untuk menyediakan pendidikan tiga bahasa, yakni bahasa Turki, Arab dan Inggris. Yayasan Diyanet Turki membuka sekolah dasar untuk 1.100 siswa di provinsi barat laut Suriah, Idlib pada November 2020.

Kementerian Kesehatan Turki telah menyelesaikan tiga rumah sakit di Al-Bab, Marea, dan Cobanbey dengan total kapasitas tempat tidur sebanyak 475. Dengan adanya pembangunan rumah sakit ini di wilayah Suriah, Ankara berharap dapat membujuk jutaan pengungsi di Turki untuk kembali ke Suriah, meskipun sejauh ini tidak berhasil.

Menurut analis Timur Tengah Universitas Oxford, Samuel Ramani, proyek infrastruktur dan bantuan kemanusiaan Turki harus mendapat dukungan dari warga Suriah di daerah yang dikuasai pemberontak. Hal itu karena bantuan kemanusiaan melalui organisasi internasional seperti PBB bias berpihak pada rezim Assad dan Rusia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement