Rabu 10 Feb 2021 17:39 WIB

Operasional RS Covid-19 Mal Cito Harus Disetujui Warga

Yang utama saat ini adalah mendapatkan izin dari warga sekitar dan pemilik gerai.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Sejumlah orang yang mengatasnamakan Perkumpulan Penghuni Pemilik dan Pedagang (P4) Cito melakukan aksi bentang poster di City of Tomorrow (Cito) Mall, Surabaya, Jawa Timur,  Rabu (3/2/2021). Mereka menolak rencana pembukaan rumah sakit rujukan bagi pasien COVID-19 yang berada di dekat mall tersebut.
Foto: Didik Suhartono/ANTARA
Sejumlah orang yang mengatasnamakan Perkumpulan Penghuni Pemilik dan Pedagang (P4) Cito melakukan aksi bentang poster di City of Tomorrow (Cito) Mall, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (3/2/2021). Mereka menolak rencana pembukaan rumah sakit rujukan bagi pasien COVID-19 yang berada di dekat mall tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Plt Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Whisnu Sakti Buana, menegaskan operasional rumah sakit khusus Covid-19 di area Mal City of Tomorrow (Cito) harus mendapat persetujuan warga sekitar, terutama para pemilik gerai di pusat perbelanjaan tersebut. Penegasan itu disampaikan Whisnu seusai menggelar pertemuan dengan pihak RS Siloam, pemilik RS khusus Covid-19 di mal yang ada di perbatasan Surabaya-Sidoarjo tersebut.

Whisnu menyatakan, jika masalah pembukaan RS khusus Covid-19 di Mal Cito tidak tuntas, Pemkot Surabaya tidak akan memberikan izin operasionalnya. "Kalau tidak ada penyelesaian, saya tidak akan buka. Prinsipnya itu," ujar Whisnu, di Mal Cito, Surabaya, Rabu (10/2).

Wacana pengoperasian RS khusus Covid-19 di Mal Cito memang mendapat banyak penolakan. Utamanya dari para pemilik gerai di sana. Whisnu menyatakan, soal persyaratan teknis, akan sangat mudah diselesaikan oleh tim teknis.

Menurutnya, yang utama saat ini adalah mendapatkan izin dari warga sekitar dan pemilik gerai. Baginya keselamatan warga adalah hukum tertinggi. "Kalau mau tetap buka, sosialisasi. Toh kita tidak akan memberikan izin kalau tidak ada sosialiasi. Warga harus dipahamkan, warga harus diajak keliling bahwa ini aman," kata dia.

Whisnu juga memberi catatan kepada RS Siloam untuk membenahi beberapa bagian rumah sakit yang rencananya dikhususkan untuk pasien Covid-19 tersebut. Seperti tembok penyekat antara mal dengan rumah sakit, yang menurutnya masih ada yang belum tertutup rapat. Hal itu juga yang membuat pihak Pemkot Surabaya kecewa.

"Nah kan saya bilang, batasnya tegas. Dinding kalau bicara tegas itu dinding. Bukan partisi. Saat ini belum layak karena memang belum buka. Kita tidak akan memberikan izin sampai semuanya clear. Karena tadi sudah saya tekankan warga harus sepakat dulu," ujarnya.

Sebelumnya, Komisi C DPRD Kota Surabaya menyarankan, RS Siloam mencari lahan lain untuk keperluan pengembangan RS khusus pasien Covid-19 di luar kawasan mal City of Tomorrow (Cito). Mengingat bengunan yang disediakan berada di tengah permukiman warga, khususnya warga yang sudah lama tinggal di apartemen dan satu manajemen dengan Mal Cito.

"Kan masih banyak lahan di Surabaya yang kosong, di sekitar Jalan Juanda, misalnya. Atau Lippo Group bisa akuisisi rumah sakit yang tidak operasional lagi, seperti Internasional Hospital di daerah PTC Surabaya Barat," kata Ketua Komisi Bidang Pembangunan DPRD Surabaya, Baktiono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement