Jumat 12 Feb 2021 08:44 WIB

Cuaca Ekstrem, Simulasi Pengaturan Lalin Darat Disiapkan

Simulasi pertama yang disiapkan yakni contraflow.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyiapkan simulasi penanganan pengaturan lalu lintas (lalin). Khususnya untuk mengatasi bencana banjir dan tanah longsor di ruas jalan selama prediksi cuaca ekstrem sepanjang Januari-Februari 2021.
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyiapkan simulasi penanganan pengaturan lalu lintas (lalin). Khususnya untuk mengatasi bencana banjir dan tanah longsor di ruas jalan selama prediksi cuaca ekstrem sepanjang Januari-Februari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyiapkan simulasi penanganan pengaturan lalu lintas (lalin). Khususnya untuk mengatasi bencana banjir dan tanah longsor di ruas jalan selama prediksi cuaca ekstrem sepanjang Januari-Februari 2021. 

Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan simulasi pertama yang disiapkan yakni contraflow. "Ini dengan melakukan rekayasa lalu lintas lawan arus yang didukung dengan rambu-rambu pengaman," kata Budi dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (11/2).

Dia melanjutkan, simulasi kedua yakni sistem buka tutup yang akan dilakukan jika terjadi bencana. Selanjutnya juga disiapkan simulasi pengalihan arus lalu lintas menuju jalur alternatif. 

"Kami juga menyiapkan simulai dengan melakukan pengamanan dan pengaturan lalu lintas oleh petugas," tutur Budi. 

Budi menambahkan, selama periode Januari-Februari 2021, terdapat beberapa kejadian seperti banjir di jalan nasional Bandung-Garut pada 9 Januari 2021, banjir di Kalimantan Selatan, longsor di ruas jalan nasional Wonogiri-Yogyakarta-Pacitan pada 28 Januari 2021, penutupan jalan nasional Madiun-Surabaya akibat banjir di Jombang 5 Februari lalu, dan yang terbaru amblesnya Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) kilometer 122. 

Selain itu, jalur lintas yang menghubungkan Kalimantan Tengan dan Kalimantan Selatan juga mengalami beberapa kerusakan terutama pada lintas Andil Bakti kilometer 17. Pada lokasi tersebut, kata Budi, terjadi kerusakan jalan dan jembatan diharapkan segera dilakukan perbaikan agar tidak terjadi antrian panjang truk barang yang mengangkut barang penting.

"Kami akan segera menyampaikan surat kepada Para gubernur, Ditjen Bina Marga, dan Kakorlantas Polri perihal antisipasi terhadap kerawanan bencana alam karena kondisi cuaca," jelas Budi.  

Pelaksana Harian Deputi Bidang Meteorologi BMKG Eko Prasetyo menyatakan potensi hujan sedang hingga lebat dalam sepekan ke depan secara umum dapat terjadi di beberapa wilayah. Beberapa diantaranya Sumatra Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan,Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

"Diprediksi provinisi yang terdampak banjir dalam status siaga adalah Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur. Pada wilayah selatan Indonesia berpotensi memiliki tekanan udara yang rendah sehingga bisa menjadi  bibit badai tropis dan angin kencang," jelas Eko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement