Jumat 12 Feb 2021 18:22 WIB

13 Rukun Utama Sholat dari Niat Hingga Salam Pertama

Terdapat 13 rukun sholat yang saling berkaitan satu sama lain

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Terdapat 13 rukun sholat yang saling berkaitan satu sama lain . Ilustrasi sholat
Foto: AP /Sunday Alamba
Terdapat 13 rukun sholat yang saling berkaitan satu sama lain . Ilustrasi sholat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rukun sholat adalah rangkaian bacaan dan gerakan yang wajib dipenuhi dalam sholat. Tanpa rukun-rukun tersebut, sholat sesorang tidak sah dan wajib mengulang.

Ustadz Imam Zarkasyi dalam buku berjudul Fikih Jilid 1 merangkumkan 13 rukun sholat bagi umat Islam. Yaitu:

Baca Juga

Pertama, niat. Yakni yang diucapkan di dalam hati untuk apa seseorang mendirikan sholat. Dalam Mazhab Syafii, niat tersebut harus dilantunkan lisan. Misalnya: 

أُصَلِّيْ فَرْضَ الّظُّهرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا/ مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالى “Usholli fardha zuhri arba’a rakaatin mustaqbilal qiblati adaan imaman/ma’muman lillahi ta’ala.” 

Yang artinya: “Saya sengaja sholat fardhu zuhur empat rakaat karena Allah SWT.”

Kedua, berdiri atau qiyam. Yakni seseorang harus mendahulukan berdiri jika hendak sholat. Namun apabila yang bersangkutan tidak dapat berdiri, dia boleh sholat dalam keadaan duduk. Jika tak mampu duduk, dia diperbolehkan berbaring.

Ketiga, membaca takbiratul-ihram. Adapun bacaan takbiratul-ihram adalah: “Allahu akbar,”. Yang artinya: “Allah Mahabesar,”.

Keempat, membaca surat Al-Fatihah. Kelima, melakukan rukuk dengan tuma’ninah. Yakni dengan membungkuk sehingga punggung menjadi sama datar dengan leher, dan kedua belah tangan memegang lutut.

Keenam, itidal dan tuma’ninah. Artinya, bangkit dari rukuk dan kembali tegak lurus dan bertenang.

Ketujuh, sujud dua kali dengan tuma’ninah. Yakni sujud dengan meletakkan dua lutut, kedua tangan, kening, dan hidup ke atas lantai.

Kedelapan, duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah. Kesembilan, duduk untuk tasyahud atau tahiyat akhir. Kesepuluh, tasyahud atau tahiyat akhir dengan membaca: 

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلَامُ عَلَيْك أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ  

“At-tahiyyaatul-mubaarakatu as-shalawatu at-thayyibatu lillahi. Assalamu alaika ayyuhannabiyyu warahmatullahi wabarakatuh assalaamu alainaa wa alaa ibaadillahi as-shaalihina asyhadu an laa ilaha illallahi wa asyahadu anna  Muhammadan Rasulullah.”

“Segala ucapan selamat, berkah, kebahagiaan, serta kebaikan bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan atas engkau, wahai Nabi, beserta rahmat Tuhan Allah dan berkah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan atas kami pula, dan atas sekalian hamba-hamba yang saleh. Dan aku mengaku bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad itu adalah utusan Allah.” 

Kesebelas, membaca shalawat atas Nabi:

اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمّدْ “Allahumma shalli ala sayyidina Muhammadin.” Yang artinya: “Ya Allah, berilah kebahagiaan atas Nabi Muhammad SAW.” 

Keduabelas, mengucapkan salam. Dan ketigabelas, tertib. Yakni berurutan menurut aturan yang telah ditentukan.”         

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement