Selasa 16 Feb 2021 08:35 WIB

Penumpang di Bandara Dubai Turun 70 Persen

Operator bandara Dubai memangkas pekerja untuk mengatasi penurunan trafik penumpang.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Bandara Dubai Al Maktoum International
Foto: gulfnews.com
Bandara Dubai Al Maktoum International

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI – Penumpang di Bandara Internasional Dubai mengalami penurunan hingga 70 persen karena terdampak pandemi Covid-19 pada 2020 jika dibandingkan tahun sebelumnya. Padahal Bandara Internasional Dubai masih memegang gelar sebagai bandara tersibuk di dunia untuk penerbangan internasional.

“Itu sangat, sangat dramatis dan tentu saja, kami harus merespons dengan cara yang sangat dramatis untuk menjaga likuiditas kami,” kata CEO Bandara Internasional Dubai Paul Griffiths kepada The Associated Press (AP), Senin (15/2).

Baca Juga

Griffiths mengatakan, saat ini sudah memangkas tenaga kerja untuk mengatasi penurunan trafik penumpang di Bandara Internasional Dubai. Dia mengatakan, pemangkasan dilakukan dari delapan ribu karyawan menjadi tiga ribu karyawan.

Meskipun begitu, untuk titik transit timur-barat utama di Bandara Dubai mulai mengalami peningkatan trafik penumpang. Hal tersebut terjadi setelah maskapai penerbangan jarak jauh Emirates melanjutkan rutenya pada musim panas lalu.

Hanya saja, jumlah penumpang di Bandara Dubai pada 2020 hanya sebesar 25,9 juta penumpang. Angka tersebut terbilang masih sedikit dibandingkan dengan 2019 karena maskapai penerbangan memangkas jadwal dan penerbangan hingga 50 persen.

Selama berbulan-bulan setelah industri penerbangan terdampak pandemi Covid-19.

Bandara Dubai yang mampu menampung 86,4 juta penumpang pada 2019 berubah menjadi kota hantu. Banyak toko ditutup dan satu dari dua terminal utamanya juga tidak dioperasikan.

Griffiths menuturkan, saat ini Bandara Dubai hanya bisa bergantung kepada peluncuran vaksin Covid-19 yang diharapkan dapat cepat dilakukan. “Vaksin menjadi kunci utama untuk membuat dunia bepergian lagi,” tutur Griffiths.

Saat ini, Uni Emirate Arab (UEA) telah meluncurkan program vaksinasi virus Covid-19 tercepat kedua di dunia. Lebih dari dari 50 dosis diberikan per 100 penduduk sudah dilakukan.

Selanjutnya, untuk memacu pariwisata internasional dalam beberapa bulan mendatang, Griffiths membayangkan koridor perjalanan antara negara-negara dapat dilakukan dengan cepat. Beberapa diantaranya seperti UEA, Israel, dan Inggris, yang memungkinkan para pelancong dari negara-negara tersebut untuk berkunjung secara bebas.

“Begitu kita mencapai titik di mana setiap negara merasa ada banyak orang yang divaksinasi, maka kepercayaan dalam perjalanan akan muncul kembali,” ungkap Griffiths.

Meskipun permintaan penerbangan secara keseluruhan diperkirakan akan meningkat tahun ini, maskapai penerbangan menunjukkan kehati-hatian di rute internasional. Jet berbadan lebar yang digunakan untuk penerbangan jarak jauh, seperti armada Airbus A380 bertingkat dua yang ikonik dari Emirates masih belum beroperasi. Gambar satelit menunjukkan lusinan A380 yang diparkir di Dubai World Central yang tidak digunakan untuk penerbangan komersial selama pandemi.

Griffiths enggan memberikan perkiraan waktu ketika Bandara Dubai mulai pulih. “Hal-hal ini akan menjadi sulit untuk sementara waktu. Tapi saya pikir dalam jangka panjang ada alasan untuk optimisme, tetapi kapan tepatnya pemulihan akan benar-benar mendapatkan kecepatan dan memanifestasikan dirinya dalam volume signifikan orang yang ingin terbang lagi sangat tergantung keadaan,” ungkap Griffiths.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement