Rabu 17 Feb 2021 00:42 WIB

Intelijen Korsel: Korut Coba Curi Teknologi Vaksin Pfizer

Korut disebut meretas Pfizer Inc untuk mencuri teknologi vaksin Covid-19

Red: Nur Aini
Peretasan. Ilustrasi
Foto: PC World
Peretasan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Menurut Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan (Korsel), Korea Utara (Korut) telah mencoba mencuri teknologi vaksin Covid-19 dengan meretas Pfizer Inc, seperti dilaporkan kantor berita Yonhap pada Selasa (16/2).

Yonhap tidak melaporkan kapan dugaan peretasan itu terjadi atau apakah upaya itu berhasil. Tahun lalu tersangka peretas Korut mencoba membobol sedikitnya sembilan organisasi kesehatan, termasuk Johnson & Johnson, Novavax Inc, dan AstraZeneca.

Baca Juga

Badan intelijen Korsel mengatakan telah menggagalkan upaya Korut untuk meretas perusahaan Korsel yang mengembangkan vaksin virus corona. Spionase digital terhadap badan kesehatan, ilmuwan vaksin, dan pembuat obat telah meningkat selama pandemi Covid-19 ketika kelompok peretas yang didukung negara berjuang untuk mendapatkan penelitian dan informasi terbaru tentang wabah tersebut.

Korut sering dituduh beralih ke pasukan peretas untuk mengisi kas pemerintah yang kekurangan uang di tengah sanksi internasional yang melarang sebagian besar perdagangan internasional dengan negara tersebut. Pakar kesehatan mengatakan para peretas negara itu mungkin lebih tertarik untuk menjual data vaksin yang dicuri daripada menggunakannya untuk mengembangkan vaksin rumahan.

Korut diperkirakan akan menerima hampir dua juta dosis vaksin Covid-19 yang diproduksi AstraZeneca-Oxford pada paruh pertama tahun ini melalui program berbagi vaksin global COVAX. Korut belum mengonfirmasi infeksi virus corona, tetapi NIS mengatakan wabah di sana tidak dapat dikesampingkan karena negara itu memiliki perdagangan aktif dan pertukaran orang-ke-orang dengan China sebelum menutup perbatasan pada awal 2020.

Baca juga : Google Doodle Rayakan Ulang Tahun Marie Thomas, Siapa Dia?

Istri pemimpin Korut Kim Jong Un, Ri Sol Ju, yang tidak terlihat di depan umum selama lebih dari setahun, tetap tidak terlihat untuk menghindari risiko infeksi dari Covid-19, kata NIS, menurut laporan Yonhap.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement