Rabu 17 Feb 2021 14:30 WIB

Cara Taj Mahal Beradaptasi di Masa Pandemi Covid-19

Cara Taj Mahal Beradaptasi di Masa Pandemi Covid-19

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Cara Taj Mahal Beradaptasi di Masa Pandemi Covid-19. Foto:  Taj Mahal di India.
Foto: EPA
Cara Taj Mahal Beradaptasi di Masa Pandemi Covid-19. Foto: Taj Mahal di India.

IHRAM.CO.ID,AGRA -- Jumlah wisatawan yang mengunjungi Taj Mahal secara bertahap meningkat setelah dibuka kembali 21 September tahun lalu. Sebelumnya, bangunan bersejarah ini sempat ditutup sekitar 180 hari, karena penguncian nasional akibat penyebaran Covid-19.

Meski demikian, selama rentang waktu penutupan itu pihak Survei Arkeologi India (ASI) terus berupaya melestarikannya. "Sebentar lagi akan ada sistem informasi publik (speaker) di Taj Mahal. Ini akan membantu kami menyampaikan informasi apa pun selama masa darurat," kata Pengawas ASI, Vasant Swarnkar, dilansir di Gulf Today, Rabu (17/2).

Baca Juga

Sistem informasi ini akan dipasang di berbagai tempat di dalam Taj Mahal. Sebuah ruang kontrol juga akan disediakan, sebagai tempat segala informasi akan diproduksi dan dioperasikan.

Vasant Swarnkar juga menyebut sistem informasi seperti ini tidak tersedia di monumen mana pun di India. Fasilitas baru tersebut ditarget akan mulai beroperasi bulan depan.

Tak hanya itu, petugas juga disebut sedang berupaya meningkatkan konektivitas di dalam monumen yang menjadi masalah besar bagi wisatawan.

Tahun 2021 dimulai dengan catatan positif, mengingat jumlah wisman atau pengunjung tercatat lebih dari 1.000 untuk pertama kalinya, setelah dibuka kembali. Jumlah turis India lebih dari 250.000, sementara turis asing yang mengunjungi Taj Mahal menyumbang angka 1.380 orang.

Pada September tahun lalu, 17.007 wisatawan tercatat mengunjungi monumen ini. 16.878 orang di antaranya merupakan warga India dan 129 sisanya adalah pelancong asing. Satu bulan setelahnya, jumlah pengunjung meningkat menjadi 71.209 orang, dengan 70.618 merupakan wisatawan India dan 591 wisatawan mancanegara.

Angka ini terus mengalami kenaikan pada bulan-bulan berikutnya, dimana pada November tercatat ada 83.345 wisatawan, dengan 82.624 merupakan orang India dan 721 orang asing. Satu bulan berikutnya, jumlah pengunjung kembali naik dengan catatat 126.133 di antaranya adalah orang India dan 938 turis asing.

Meski jumlah wisatawan berangsur-angsur meningkat, namun para pemilik toko di sekitaran bangunan bersejarah ini tidak terlalu senang. Mereka merasa jika jumlah wisatawan asing tidak kunjung bertambah, bisnis akan tetap lesu.

"Ada sekitar 200 toko di sekitar Taj Mahal. Dibukanya kembali Taj Mahal melegakan, tetapi situasinya tidak seperti sebelumnya," kata Ketua Komite Keamanan Monumen Nasional, Syed Munnwar Ali.

Situasi yang sama terjadi pada pelaku usaha fotografer maupun pemandu wisata. Sekitar 464 fotografer berlisensi bekerja di lokasi tersebut dan kini mereka harus mencari usaha lainnya menopang diri mereka sendiri.

Anggota Asosiasi Fotografer Monumen Arkeologi India, Kishan Gopal Kushwaha, mengatakan mereka terpaksa duduk di rumah karena aturan kuncian yang ada. Meski Taj Mahal telah dibuka kembali, tetapi ia merasa tidak terlalu membantu kondisi keuangan mereka.

"Sebagian besar turis mengeluarkan biaya mahal untuk membeli ponsel pintar, dan mereka meminta kami untuk mengambil foto dari alat itu. Membawa ponsel pintar di dalam monumen harus dilarang dengan alasan memperhatikan keamanan saat kondisi kembali normal," tambahnya.

Pemandu wisata juga mengalami pukulan berat dengan langkah kaki yang lebih sedikit dari para turis asing. Seorang pemandu wisata, Jameel-ur-Rahman, mengatakan turis India yang datang ke Taj Mahal tidak membutuhkan pemandu karena mereka hanya berjarak sekitar 100 km dari lokasi tersebut. Pekerjaan sebagai pemandu wisata disebut akan mendapatkan momentumnya begitu turis asing mulai berdatangan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement