Kamis 18 Feb 2021 13:17 WIB

WMP Pastikan Nyamuk Ber-Wolbachia Bebas DBD - Chikungunya

Kabupaten Sleman jadi daerah implementasi pertama setelah tahapan penelitian selesai.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Petugas menempatkan ember berisi telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia pada halaman rumah warga.
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Petugas menempatkan ember berisi telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia pada halaman rumah warga.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kabupaten Sleman, DIY, mulai menjalankan program Wolbachia, Nyamuk Aman Cegah DBD di Sleman atau Si Wolly Nyaman. Pelaksanaan dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, FKKMK UGM, World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, dan Yayasan Tahija.

Peneliti Utama WMP Yogyakarta, Prof Adi Utarini mengatakan, Kabupaten Sleman jadi daerah implementasi pertama setelah tahapan penelitian selesai. Sejalan tagarnya, Si Wolly Nyaman, implementasi nyamuk ber-Wolbachia memberi penekanan aspek keamanan.

Ia menilai, teknologi Wolbachia aman karena bakteri alami yang dapat ditemukan dalam 50 persen serangga ini hanya dapat hidup dalam sel serangga. Lalu, nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia yang disebarkan dipastikan bebas DBD dan Chikungunya. "Sehingga, efektif menurunkan penyebaran DBD dan penyakit lain yang dibawa oleh nyamuk," kata Prof Uut, sapaan akrabnya.

Selain itu, sudah ada kajian risiko yang dilakukan tim bentukan Kemenristek dan Balibangkes Kemenkes 2016 lalu terhadap teknologi Wolbachia. Hasilnya, risiko penerapan teknologi Wolbachia kurun waktu 30 tahun ke depan dapat diabaikan.

 

WMP Yogyakarta turut melakukan serangkaian penelitian sampai sudah menyimpulkan Wolbachia di tubuh Aedes aegypti tidak mempengaruhi karakter nyamuk di populasi alami. Lalu, tidak memengaruhi resistensi nyamuk terhadap insektisida.

Wolbachia dari Aedes aegypti juga tidak menyebar ke serangga lain dan dipastikan tidak menyebabkan penyakit kepada manusia. Untuk implementasi di Sleman tersebut, nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia ini diproduksi oleh WMP Yogyakarta.

"Penelitian pengaplikasian Wolbachia di Eliminasi Dengue (AWED) yang dilakukan 2017-2020 menunjukkan jika Wolbachia efektif menurunkan 77 persen kasus DBD di area intervensi dibandingkan area pembanding di Kota Yogyakarta," ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo menerangkan, implementasi teknologi Wolbachia akan diterapkan 13 kapanewon, 39 kalurahan, dan kurang lebih 588 padukuhan. Pelepasan nyamuk akan dilakukan dalam bentuk telur dalam ember.

Nantinya, ember nyamuk ini akan dititipkan di rumah warga yang menjadi orang tua asuh nyamuk. Nyamuk ber-Wolbachia diharapkan kawin dengan nyamuk lokal, sehingga semua keturunan nyamuk ber-Wolbachia dan mengurangi penularan DBD di Sleman.

Program akan terintegrasi dengan program pengendalian DBD yang sudah berjalan. Joko mengingatkan, walaupun di Sleman akan dilepaskan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia, masyarakat perlu tetap menjalankan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

"Dengan melakukan 4M Plus yaitu menguras, menutup, mengubur dan memantau, serta menjaga perilaku hidup bersih dan sehat," kata Joko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement