Kamis 18 Feb 2021 17:45 WIB

Uji Coba Sinovac Efektif Atasi Varian Inggris dan Afsel

Brasil juga sedang menguji vaksin Sinovac untuk mengatasi varian Brasil.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Vaksinator menyiapkan vaksin COVID-19 Sinovac.
Foto: ANTARA/M Agung Rajasa
Vaksinator menyiapkan vaksin COVID-19 Sinovac.

REPUBLIKA.CO.ID, SERRANA - Vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech China disebut efektif melawan varian Inggris dan Afrika Selatan. Penelitian ini dilakukan oleh Instituto Butantan di Brasil.

"Kami telah menguji vaksin ini di China terhadap varian Inggris dan Afrika Selatan, dengan hasil yang baik," kata Dimas Covas, kepala pusat biomedis Butantan yang memimpin uji coba domestik vaksin China dan memasok vaksin ke Kementerian Kesehatan Brasil, Rabu (17/2).

Baca Juga

Covas tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang seberapa efektif vaksin itu terbukti melawan strain ini. Butantan juga sedang menguji vaksin Sinovac yang dikenal sebagai CoronaVac ini, terhadap virus varian Brasil yang muncul di kota Manaus.

"Segera kami akan mendapatkan hasil dan kami sangat yakin itu akan berhasil," kata Covas.

Covas berbicara pada konferensi pers di kota kecil Serrana, di pedalaman negara bagian Sao Paulo. Butantan pada hari Rabu memulai kampanye vaksinasi massal yang bertujuan untuk menyuntik seluruh populasi orang dewasa terhadap COVID-19 untuk menguji apakah itu menurunkan tingkat infeksi.

Covas mengatakan dia mengharapkan CoronaVac memiliki keunggulan dibandingkan vaksin lain karena teknologi yang digunakannya, versi virus corona yang tidak aktif.

Kemanjuran vaksin China terhadap strain Brasil khususnya akan sangat penting bagi Brasil. Pemerintah Brasil telah mengamankan 100 juta dosis dan menjadikan vaksin itu sebagai pusat kampanye inokulasi.

Komentar Covas datang ketika beberapa kota di Brasil, termasuk ibu kota negara bagian Rio, Salvador dan Cuiaba telah menangguhkan vaksinasi baru karena mereka kehabisan dosis.

photo
Varian covid-19 baru yang diwaspadai dunia - (republika)

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement