Jumat 19 Feb 2021 14:24 WIB

Pfizer-Biontech Mulai Riset Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil

Ibu hamil berisiko tinggi mengalami Covid-19 parah.

Botol vaksin Pfizer-BioNTech. Produsen Pfizer dan Biontech mulai melakukan riset internasional untuk mengevaluasi keamanan dan keampuhan vaksin Covid-19 mereka pada ibu hamil yang sehat. Kedua perusahaan tersebut melibatkan 4.000 partisipan dalam penelitian ini.
Foto: EPA-EFE/IGOR KUPLJENIK
Botol vaksin Pfizer-BioNTech. Produsen Pfizer dan Biontech mulai melakukan riset internasional untuk mengevaluasi keamanan dan keampuhan vaksin Covid-19 mereka pada ibu hamil yang sehat. Kedua perusahaan tersebut melibatkan 4.000 partisipan dalam penelitian ini.

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Produsen Pfizer dan Biontech mulai melakukan riset internasional untuk mengevaluasi keamanan dan keampuhan vaksin Covid-19 mereka pada ibu hamil yang sehat. Kedua perusahaan tersebut melibatkan 4.000 partisipan dalam penelitian ini.

Ibu hamil berisiko tinggi mengalami Covid-19 parah dan banyak petugas kesehatan masyarakat menyarankan agar beberapa perempuan dengan profesi berisiko tinggi disuntik vaksin, bahkan tanpa adanya bukti bahwa vaksin aman untuk mereka.

Pekan lalu Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat (NIH) menyerukan agar ibu hamil dan menyusui dilibatkan dalam riset vaksin Covid-19. 

Pakar bioetika, vaksin dan kesehatan ibu bertahun-tahun berselisih pendapat supaya ibu hamil seharusnya disertakan di awal uji klinis vaksin, sehingga mereka tidak perlu menunggu lama sampai ada vaksin yang efektif. Akan tetapi, ibu hamil dikecualikan dari uji kllnis AS yang lebih besar, yang dilakukan untuk mengantongi izin penggunaan darurat vaksin Covid-19.

Produsen obat mengatakan mereka terlebih dahulu perlu memastikan vaksin aman dan efektif secara umum. Di AS, regulator mengharuskan produsen obat melakukan riset keamanan pada binatang yang sedang hamil sebelum vaksin diuji cobakan pada ibu hamil guna meyakinkan bahwa vaksin tidak membahayakan janin atau menyebabkan keguguran.

Baca juga : Ternyata Orang Terkaya Indonesia: Isa Rachmatarwata

Pihak perusahaan mengaku riset tersebut tidak memunculkan risiko baru. "Ibu hamil di AS sudah menerima dosis pertama vaksin mereka," kata perusahaan.

Riset lanjutan akan menguji ibu hamil berusia 18 tahun ke atas di AS, Kanada, Argentina, Brasil, Chile, Mozambik, Afrika Selatan, Inggris Raya dan Spanyol. Mereka nantinya akan menerima vaksin pada minggu ke 24-34 kehamilan, mendapatkan dua suntikan dengan selisih waktu 21 hari, regimen serupa yang digunakan pada uji klinis yang lebih besar.

"Tak lama setelah melahirkan, partisipan yang mendapat plasebo dalam uji klinis akan diberikan kesempatan untuk memperoleh vaksin yang sebenarnya, dengan status masih menjadi bagian dari riset," kata perusahaan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement