Ahad 21 Feb 2021 06:40 WIB

Sifat Manusia yang Dikhawatirkan Rasulullah Atas Umatnya 

Rasulullah SAW mengkhawatirkan sifat kikir yang hinggapi umatnya

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Rasulullah SAW mengkhawatirkan sifat kikir yang hinggapi umatnya. Ilustrasi kikir
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Rasulullah SAW mengkhawatirkan sifat kikir yang hinggapi umatnya. Ilustrasi kikir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Salah satu sikap tercela yang tercela dalam Islam adalah sikap kikir dan boros. Bahkan mengenai kikir ini, Rasulullah SAW pun pernah mengungkapkan ketakutannya apabila umatnya menjadi seperti itu.

Dilansir di Islamweb, Sabtu (20/2), perbedaan antara sikap kikir dengan pelit. Sesunggunnya sikap kikir itu adalah minimnya kepedulian terhadap sesuatu. 

Baca Juga

Keserakahan jiwa terhadap rezeki yang dimiliki, menjadikan sikap kikir tersebut mencegah seseorang untuk mengeluarkan apa-apa yang telah diperoleh. Allah SWT berfirman dalam Alquran surat Al-Hasyr penggalan ayat 9: 

 وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ “Wa man yuqa syuha nafsihi, fa-ulaa-ika humul-muflihun.” Yang artinya: “Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” 

Karena itu, Nabi Muhammad SAW sangatlah takut apabila terjangkit sikap kikir. Sebab dia akan menjadikan Nabi sebagai tawanan. Dalam sebuah hadits riwyat Abi al-A’war as-Sulamy RA dijelaskan, Rasulullah SAW bersabda: 

عن أبي الأعور السلمي رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : ( إنما أخاف على أمتي ثلاثا : شح مطاع ، وهوى متبع ، وإمام ضال )

“Anna Rasulallah SAW qala: innama akhaafu ala ummati tsalatsan: syuhun muthaa’un, wa hawan muttaba’un, wa imaamun dhaalun.” 

Yang artinya: “Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: sungguh aku takut umatku (bersikap) dalam tiga hal: (yakni) kikir, fanatik (menjadi pengikut yang fanatik buta), dan menjadi pemimpin sesat.” (HR al-Bazzar) 

Dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW, beliau memiliki kekhawatiran dan ketakutan apabila umatnya menjadi umat yang kikir. Itu akan membuat Nabi selayaknya seperti tawanan, yang menjadi taat dalam segala hal secara buta. Nabi juga tidak menginginkan umatnya menjadi pemimpin (imam) yang sesat dan menyesatkan orang lain.

Sikap kikir dalam Islam memiliki konsekuensi serius. Hal ini sebagaimana yang ditekankan Nabi dalam hadis, bahwa sikap kikir merupakan sikap tercela yang dapat ‘mematikan’. Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Abdullah bin Umar: 

عبد الله بن عمرو رضي الله عنها قال : خطب رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال : إِيَّاكم والشّح فإنما هلك من كان قبلكم بالشحّ أمرهم بالبخل فبخلوا وأمرهم بالقطيعة فقطعوا وأمرهم بالفجور ففجروا  

“Iyyakum wasyyuhha fa-innama halaka man kaana qablakum bisyyuhi amarahum bil-bukhli fabakhaluu wa amarahum bil-qathi’ati faqatha-u wa amarahum bil-fujuri fafajaru.” 

Yang artinya: “Jauhilah sikap kikir, sesungguhnya kikir itu (telah) membinasakan orang-orang sebelum kalian. Kikir mengarahkan kepada kebakhilan, mengarahkan untuk memutus tali silaturrahim, dan mengarahkan manusia untuk berbuat kejahatan. Mereka pun (umat terdahulu) melakukannya.” (HR Abu Dawud)  

Sumber: islamweb  

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement