Ahad 21 Feb 2021 22:12 WIB

Prihatin, Malnutrisi di Daerah Ini Sudah Amat Kritis

Mayoritas sistem kesehatan telah runtuh akibat penjarahan dan penembakan artileri

Rep: Meiliza Laveda/ Red: A.Syalaby Ichsan
Belalang gurun di lahan pertanian Ethiopia.
Foto: Google.com
Belalang gurun di lahan pertanian Ethiopia.

REPUBLIKA.CO.ID, TIGRAY – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan wilayah Tigray, Ethiopia tengah menghadapi kondisi malnutrisi yang sangat kritis. Hal ini disebabkan pertempuran yang berlangsung.

Dalam laporan terbaru, PBB menyebut pasukan pertahanan Ethiopia terus menempati rumah sakit di kota Abi Adi. Pasukan tersebut mencegah setidaknya 500 ribu orang untuk mengakses layanan kesehatan.

Mayoritas sistem kesehatan telah runtuh akibat penjarahan dan penembakan artileri. Sekitar enam juta orang Tigray semakin takut karena pertempuran dilaporkan semakin sengit antara pasukan Ethiopia dan sekutu.

“Ada kebutuhan yang luar biasa tapi kami tidak dapat berpura-pura bahwa kami tidak melihat atau mendengar apa yang sedang berlangsung,” kata Presiden Ethiopi, Sahle-Work Zewde dalam sebuah pernyataan setelah mengunjungi ibu kota Tigray, Mekele, dilansir Arab News, Ahad (21/2).

Menurut Palang Merah Ethiopia pada awal Februari, sekitar 80 persen populasi masih belum terjangkau. Mereka khawatir banyak orang yang meninggal karena kelaparan.

Laporan terbaru PBB juga mengatakan di beberapa daerah yang dapat dijangkau, pemeriksaan terhadap 227 anak di bawah usia lima tahun menunjukkan “kekurangan gizi yang sangat tinggi.” Lebih dari 3.500 anak yang diperiksa, ditemukan 109 anak yang mengalami kekurangan gizi akut.

“Malnutrisi di Tigray diperkirakan memburuk karena keluarga dibatasi makan lebih sedikit setiap hari,” kata laporan PBB.

Konflik Tigray dimulai pada waktu yang rentan tepat sebelum panen dan setelah berbulan-bulan wabah belalang. Mayoritas penduduknya adalah petani subsisten. Tidak hanya malnutrisi, layanan Covid-19 yang berhenti memperparah kondisi di Tigray. Para pengungsi terlantar dan tidur di satu ruang kelas yang berisi 30 orang di bawah tekanan yang luar biasa. 

https://www.arabnews.com/node/1812901/world

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement