IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Padang Arafah merupakan tempat para jamaah haji melakukan wukuf pada tanggal 9 Dzulhijjah. Salah satu rukun ini dikerjakan sejak tergelincir matahari sampai terbitnya Fajar tanggal 10 Dzulhijah keesokan harinya.
Nabi Muhammad SAW berada bersabda, "Puncak ibadah haji itu dengan melakukan wukuf di Arafah. Barangsiapa yang wukuf sebelum terbit fajar tanggal 10 Dzulhijah maka wukufnya dianggap sah."
KH Ahmad Chodri Romli mengatakan, hadist nabi di atas itu adalah rentang waktu wukuf, tetapi bukan berarti bahwa orang yang berwukuf harus berada di sana sepanjang hari dan malam itu. Sebab, keberadaan seseorang di Arafah pada tanggal dan hari itu walaupun sejenak, sudah dipandang cukup dan wukufnya sah.
"Wukuf harus dilaksanakan dalam wilayah Arafah di tempat mana pun asalkan masih di bagian padang Arafah," kata KH Ahmad dalam bukunya "Ensiklopedi Haji dan Umrah".
KH Ahmad mengatakan, jika wukuf di luar itu, termasuk dalam hal ini Lembah Urunah, maka wukufnya tidak ada sah. Tempat yang afdhal adalah di Shakharat kaki Bukit Jabal Rahmah, sebab di sana Rasulullah SAW seraya bersabda. "Aku wukuf sini (Shakharat) dan seluruh Arafah adalah tempat wukuf."
Imam Al Mawardi menganjurkan bagi jamaah agar naik Jabal Rahmah lalu berdoa karena di tempat itulah para nabi melakukan wukuf. Akan tetapi, pendapat ini bibantah oleh Imam Haramain (kalangan madzhab Syafi'i) seraya mengatakan bahwa mendaki Jabal Rahmah bukan merupakan suatu ibadah, walaupun banyak juga orang yang melakukannya.
Sepanjang ini kata KH Ahmad adalah bahwa naik Jabal Rahmah memang tidak disyariatkan, apalagi wukuf di atasnya. Meskipun demikian, menurut hematny, jika hanya sekedar naik dan tak melakukan ritual apapun, tidak ada masalah. "Tak mengapa karena kami juga tak pernah mendapatkan qaul yang melarangnya," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
