Rabu 24 Feb 2021 15:44 WIB

Kemenag: Jumlah Ulama Pria Lebih Banyak dari Perempuan

Jumlah ulama perempuan memang masih kalah jika dibandingkan ulama laki-laki.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Suasana Masjid Istiqlal
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Suasana Masjid Istiqlal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) melalui Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam, Kamaruddin Amin, mendukung program pengkaderan ulama perempuan yang digagas Masjid Istiqlal. Ia menyebut jumlah ulama perempuan memang masih kalah jika dibandingkan ulama laki-laki.

"Program yang akan diluncurkan oleh Masjid Istiqlal itu sangat bagus. Hal ini nantinya juga akan membantu pemerintah dan masyarakat, untuk mencetak ulama-ulama perempuan, yang jumlahnya memang untuk saat ini masih sangat jauh dibandingkan laki-laki," kata Kamaruddin Amin saat dihubungi Republika, Rabu (24/2).

Ia menyebut, saat ini dominasi laki-laki dalam hal pemikiran maupun kontribusi keagamaan masih sangat terasa. Di sisi lain, kontribusi perempuan dalam pemikiran keagamaan maupun memberikan pencerahan kepada masyarakat, masih belum berimbang.

Untuk mengatasi ini, ia mengakui memang diperlukan afirmasi, ruang, serta kesempatan agar perempuan bisa mempelajari agama secara lebih luas dan mendalam. Harapannya, ulama-ulama perempuan ini nanti bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat.

 

Kamaruddin Amin juga menyebut kondisi saat ini tentu sudah lebih baik jika dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya. Meski demikian, pemikiran-pemikiran keagamaan masih didominasi dari produksi ulama pria. Akibatnya, bias gender bisa sangat kental dan terasa.

"Bila ulama-ulama perempuan sudah semakin banyak jumlahnya dan saluran pemikirannya juga meluas, hal ini bisa lebih diimbangi. Nantinya mereka juga bisa memberi warna pada pemikiran keagamaan di Indonesia," kata dia.

Ia lantas menyampaikan dukungannya atas program yang digagas oleh Masjid Istiqlal ini. Mewakili seluruh jajaran di Kementerian Agama, ia berharap program itu bisa berjalan lancar dan memproduksi lebih banyak ulama perempuan.

Di sisi lain, ia menyebut perbandingan antara jumlah penyuluh agama pria maupun wanita di masyarakat cukup berimbang. Dengan kondisi ini, pihaknya dalam memberikan pelatihan atau afirmasi tidak berbasis pada perbedaan gender.

Terkait upaya pemerintah mengkaderisasi ulama perempuan, ia menyebut saat menjabat sebagai Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) lalu, Kemenag memiliki program memberikan beasiswa kepada calon ulama perempuan.

Beasiswa pendidikan ini diberikan mulai dari jenjang S2 hingga S3, agar calon ulama perempuan ini dapat menimba ilmu perkuliahan di Institut Ilmu Alquran (IIQ) khusus perempuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement