Kamis 25 Feb 2021 04:23 WIB

FSGI: Pemerintah Harus Pastikan Ketaatan Protokol Kesehatan

Selama semester ganjil 632 santri dari enam ponpes terkonfirmasi positif Covid-19

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Hiru Muhammad
Petugas keamanan berjaga di depan gerbang Pesantren Persis 67 Benda Kota Tasikmalaya, Kamis (18/2). Lingkungan pesantren itu di-lockdown lantaran terdapat ratusan santri dan pengajar yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Petugas keamanan berjaga di depan gerbang Pesantren Persis 67 Benda Kota Tasikmalaya, Kamis (18/2). Lingkungan pesantren itu di-lockdown lantaran terdapat ratusan santri dan pengajar yang terkonfirmasi positif Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mendorong Kementerian Agama memastikan infrastruktur adaptasi kebiasaan baru (AKB) di pondok pesantren. Selain itu, kepatuhan terhadap protokol kesehatan juga harus diperketat mulai dari santri bangun tidur, ibadah, makan, hingga tidur kembali.

FSGI mencatat selama semester ganjil berlangsung, sebanyak 632 santri dari enam pondok pesantren terkonfirmasi Covid-19. Enam pondok pesantren tersebut antara lain berasal di Kota Tasikmalaya, Boyolali, dan Bangka Belitung.

Wasekjen FSGI, Mansur mengatakan pemerintah daerah juga bisa melakukan intervensi ke dalam pondok pesantren terkait kesiapan infrastruktur fisik maupun penerapan protokol kesehatan. Komunikasi dari pemerintah daerah harus dilakukan dengan baik oleh tokoh masyarakat dan pengelola pondok pesantren.

"Pengelola pondok pesantren melakukan sosialisasi protokol kesehatan ke seluruh warga pesantren dan orang tua santri. Juga, memasang protokol kesehatan sesuai lokasinya. Misalnya, protokol kesehatan makan ditempel di ruang makan, protokol belajar ditempel di dalam kelas, dan seterusnya," kata Mansur, dalam keterangannya, Selasa (23/2).

Selain itu, FSGI juga mendorong agar pondok pesantren menerapkan kewajiban tes antigen untuk seluruh santri, pengelola, pengajar, termasuk petugas-petugas yang ada di pesantren. Hal ini untuk memastikan bahwa saat kembali ke pondok pesantren, para santri benar-benar dalam keadaan sehat.

Penularan Covid-19 di pondok pesantren dinilai FSGI sangat mudah. Sebab, di pondok pesantren banyak aktivitas yang melibatkan kerumunan. Bahkan, bisa dikatakan selama 24 jam para santri dan pengajar hidup bersama.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement