Kamis 25 Feb 2021 03:12 WIB

Masihkah Liga Inggris Menarik?

Margin poin City dengan tim lain mulai menjauh.

Laju Manchester City semakin kencang dan sulit dihentikan tim lain di Liga Inggris. Foto reaksi pelatih kepala Manchester City Pep Guardiola selama pertandingan sepak bola Liga Utama Inggris antara Arsenal dan Manchester City di Stadion Emirates di London, Inggris, Minggu, 21 Februari 2021.
Foto: AP/Shaun Botterill/Pool Getty
Laju Manchester City semakin kencang dan sulit dihentikan tim lain di Liga Inggris. Foto reaksi pelatih kepala Manchester City Pep Guardiola selama pertandingan sepak bola Liga Utama Inggris antara Arsenal dan Manchester City di Stadion Emirates di London, Inggris, Minggu, 21 Februari 2021.

Oleh : Agung Sasongko*

REPUBLIKA.CO.ID,  Anjloknya performa Liverpool, Tottenham, Chelsea, dan Arsenal sepertinya membuat persaingan juara Liga Primer Inggris menjadi tak menarik. Apalagi, Manchester City kini sudah unggul 10 poin dari Manchester United dan Leicester City di posisi kedua dan ketiga. Margin poin City dengan juara bertahan Liverpool pun begitu jauh yakni 19 poin. Dengan laga menyisakan 13 laga lagi, saya kira The Reds sudah sepatutnya mengangkat bendera putih.

Yang mungkin membuat kompetisi ini jadi menarik adalah perebutan jatah kompetisi Eropa musim depan. Untuk empat besar, Manchester United, Leicester City, West Ham United, Chelsea, Liverpool, dan Everton yang menurut saya memiliki kans besar untuk berada di zona Liga Champions. Sementara, Aston Villa, Arsenal, dan Tottenham sepertinya harus lebih ekstra kerja keras lagi untuk masuk ke zona Liga Champions. Merebut jatah Europa League merupakan target realistis untuk ketiganya.

Tottenham mungkin yang paling menjanjikan untuk mengubah prediksi itu semua. Namun, berkaca dari penampilan inkonsisten Harry Kane dan kawan-kawan, rasanya tidak adil bila tidak memperhitungkan tim bersemangat juang tinggi, seperti West Ham dan Everton, sebagai tim yang punya peluang lebih baik. Armada Jose Mourinho sepertinya sudah kehabisan bensin di paruh kedua kompetisi.

The Special One bisa saja berdalih, penuaan skuad Tottenham dan kehilangan sejumlah pilar menjadi kendala baginya untuk menciptakan skuad yang kompetitif. Pelatih berkebangsaan Portugal itu tak bisa bohong kalau peluang untuk meraih jatah Eropa lewat Liga Primer Inggris cukup berat. Untuk itu Mou sangat mungkin menggeser fokusnya membidik gelar Liga Europa. Namun itu juga bukan hal mudah. Di sana juga ada Manchester United, Arsenal, AC Milan dan Villareal yang siap menjegal misinya.

Bagaimana dengan Arsenal?, kekalahan dari The Citizen, jelas menjadi bukti bahwa The Gunners masih butuh waktu untuk menikmati magis Mikel Arteta. Sebagian besar skuad Arsenal masih warisan Unai Emery. Hal ini yang mungkin membuat Arteta tak leluasa memainkan taktiknya. Memang, perlahan tapi pasti Arteta tahu apa yang dibutuhkannya, namun tidak musim ini.

Di kubu Villa, armada Dean Smith pantas disebut kuda hitam musim ini. Aston Villa menggantikan peran Leeds United untuk urusan mengganggu tim elite. Villa secara permainan memang tak meyakinkan seperti Leeds. Mereka tidak senekad armada Marcelo Bielsa yang terlalu ekstrim dalam memandang sebuah laga. Villa, tim tradisional, yang menurut saya sudah menjalankan tugasnya sangat baik musim ini.

Jadi, tinggal Manchester United, Leicester City, West Ham United, Chelsea, Liverpool, dan Everton yang mampu menyelamatkan Liga Primer Inggris dari kompetisi yang membosankan. Meski harus diakui, semua tim tersebut belumlah mampu menyamai City dalam hal agresifitas dan pertahanan. Liverpool saja butuh keajaiban untuk bangkit. Melempemnya lini belakang menular ke lini depan. Klopp masih punya waktu untuk melakukan perubahan, semoga saja.

Bagaimana dengan Manchester United? Apakah United saat ini sudah seperti keinginan Ole Gunnar Solskjaer?

Pertanyaan inilah yang menjadi kunci dari petarungan United di Liga Primer. Secara kualitas, United masihlah mantan penguasa yang masih menjalani transisi panjang. Sederhananya, skuad yang dimiliki seharusnya bisa berbuat minimal membuat rival se-kota tak leluasa melenggang sendirian.

Titik krusialnya, lini belakang United belumlah setangguh di masa jayanya. Benar saja pernyataan sang legenda, Paul Scholes yang menyebut untuk menjadi juara MU tak bisa hanya mengandalkan Harry Maguire. Sang kapten butuh tandem dengan kualitas sepadan seperti duet Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic.

Yang pasti, kejutan bakal dihadirkan Leicester City, Everton, dan West Ham. Satu dari ketiga tim ini miliki peluang mengisi slot jatah Eropa. Tunggu saja.

*) Penulis adalah jurnalis republika.co.id

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement