Kamis 25 Feb 2021 14:51 WIB

Cara Masjid di UEA Lacak Kehalalan Makanan

Masjid Al Futtaim memanfaatkan blockchain IBM Food Trust

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani
Masjid di ibu kota UEA, Abu Dhabi.
Foto: Republika/Teguh Firmansyah
Masjid di ibu kota UEA, Abu Dhabi.

IHRAM.CO.ID, ABU DHABI -- Perusahaan Masjid Al Futtaim yang bermarkas di Uni Emirat Arab (UEA) memanfaatkan blockchain IBM Food Trust untuk memasarkan produknya. Ini memungkinkan bagi pelanggan di toko Carrefour melacak asal makanan yang mereka beli.

Majid Al Futtaim memiliki waralaba untuk Carrefour di Timur Tengah, Afrika, dan Asia. Sejak Senin (22/2) ada dua produk yang menggunakan sistem tersebut, yakni merek ayam segar Carrefour sendiri dan sayuran mikro yang dipanen dari peternakan hidroponik di dalam toko. Secara bertahap, semua produk akan menggunakan blockchain IBM Food Trust.

Pelanggan dapat memindai kode QR pada produk untuk mendapatkan akses ke data rantai pasokan makanan. “Sejarah produk, termasuk proses produksi, sertifikasi halal dan kebersihan, tanggal lahir, informasi nutrisi dan data suhu, akan segera tersedia setelah diunggah ke blockchain,” tulis pernyataan perusahaan Majid Al Futtaim, dilansir dari Salaam Gateway, Kamis (25/2).

Perusahaan bekerja sama dengan mitra pemasoknya untuk partisipasi yang lebih luas dalam proyek di UEA. Kemudian akan mulai merambah memulai sistem di toko Carrefour lainnya di Timur Tengah, Afrika, dan Asia.

 

IBM Food Trust menggunakan blockchain, buku besar terdesentralisasi, untuk mencatat transaksi.

Keamanan dan asal makanan telah menjadi masalah yang semakin kritis dalam industri halal. Baru-baru ini, skandal "daging halal palsu" Malaysia yang terbongkar pada Desember tahun lalu, menunjukkan celah dan kegagalan substansial dalam sistem sertifikasi halal saat ini.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement