Jumat 26 Feb 2021 17:17 WIB

Jenis Pujian yang tak Dikategorikan Bagian Riya Ibadah

Terdapat jenis pujian yang tak termasuk riya ibadah

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Terdapat jenis pujian yang tak termasuk riya ibadah. Ilustrasi ibadah.
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Terdapat jenis pujian yang tak termasuk riya ibadah. Ilustrasi ibadah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Riya merupakan perbuatan tercela yang tidak disukai  Allah SWT. Namun jika ada seorang yang berbuat baik dengan ikhlas, dan ternyata mendapatkan pujian dari manusia ini tidak masuk ke dalam golongan riya. 

 

Baca Juga

Dikutip dari laman Saaid pada Jumat (26/2), yang diambil dari buku karya Imam Masjid Nabawi, Abdul Muhsin Bin Muhammad Al-Qasim berjudul Khuthuwat Ila As-Sa’adah (Langkah Pasti Menuju Bahagia), apabila seorang hamba melakukan perbuatan baik, dan dia melakukannya dengan ikhlas tanpa mengharapkan pujian dari manusia maka ini tidak termasuk ke dalam riya. Dalam sebuah hadits disebutkan: 

 

 يقول أبو ذر رضي الله عنه سئل النبي صلى الله عليه وسلم عن الرجل يعمل العمل من الخير يحمده الناس عليه فقال: تلك عاجل بشرى المؤمن

 

Dari Abu Dzar dia berkata; Rasulullah صلى الله عليه وسلم  pernah ditanya; 'Bagaimana menurut anda tentang seseorang yang beramal kebaikan lalu orang-orang pun memuji kepadanya? ' Beliau menjawab: "Itulah kabar gembira yang disegerakan bagi seorang Mukmin.” (HR Muslim).

 

Sementara jika seseorang melakukan kebaikan, dan dia berharap mendapatkan pujian dari orang lain, maka ini merupakan salah satu kemunafikan dan bentuk dari riya.  

 

Adapun hukuman untuk kemunafikan ada di dunia ini dan di akhirat. Terkait harapan dari orang munafik ini akan hilang, dan hasilnya mengecewakan. Dia dihukum dengan dua hukuman, di dunia ini dan akhirat. 

 

Di dunia ini, Allah akan menyingkapkan kemunafikan dan membuka penutupnya dan mengungkapkan hal-hal yang tersembunyi. Nabi, berkata:

 

مَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ اللَّهُ بِهِ وَمَنْ يُرَائِي يُرَائِي اللَّهُ بِهِ

 

"Barangsiapa yang memperdengarkan maka Allah akan memperdengarkan tentangnya, dan barangsiapa yang memperlihatkan (riya) maka Allah akan memperlihatkan tentang dia (motif jahatnya)." (HR Al-Bukhari)

 

Imam Al-Khattabi mengatakan, yang dimaksud adalah seseorang yang melakukan suatu perbuatan tanpa ikhlas, tetapi ingin agar orang lain melihat dan mendengarnya.

Bahkan jika kemunafikan disembunyikan, maka Allah mengungkapkannya. Sementara di akhirat, dia terancam api Neraka, karena orang-orang munafik di dunia ini diperlihatkan, dan di akhirat dia akan disiksa.

 

Sumber: saaid

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement