Ahad 28 Feb 2021 13:52 WIB

Pasukan Nigeria Masih Mencari 300 Siswa yang Diculik

Penculikan siswa sekolah kini dilakukan kelompok militan yang mengikuti cara ISIS

Rep: dwina agustin/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah siswi Nigeria dari Chibok yang selamat dari penculikan Boko Haram saat akan bertemu Presiden Nigeria Muhammadu Buhari di Abuja, Nigeria, 19 Oktober 2016.
Foto: REUTERS/Afolabi Sotunde
Sejumlah siswi Nigeria dari Chibok yang selamat dari penculikan Boko Haram saat akan bertemu Presiden Nigeria Muhammadu Buhari di Abuja, Nigeria, 19 Oktober 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, JANGEBE--Pasukan keamanan Nigeria masih mencari lebih dari 300 siswa perempuan yang diculik. Sekolah telah menjadi sasaran penculikan massal untuk mendapatkan uang tebusan di Nigeria utara oleh kelompok bersenjata.

Pada 18 Februari, sebuah sekolah di Negara Bagian Zamfara, pria bersenjata menangkap 317 perempuan. Polisi pada Sabtu (27/2) melakukan pencarian terhadap mereka, sementara orang tua menunggu di kompleks sekolah untuk mendapatkan kabar tentang anaknya.

Salah satu orang tua dari siswa yang masih menghilang, Lawal Muhammad, berharap putrinya dibebaskan. Dia mengatakan para penculik menginginkan uang tebusan yang bisa dibayarkan."Yang ini sudah meminta tebusan, jadi saya tahu dan percaya ketika pemerintah setuju dengan mereka, mereka akan membebaskan putri kami," kata Lawal Muhammad.

Selain para siswa perempuan, sehari sebelumnya, 27 siswa, tiga staf, dan 12 anggota keluarga mereka diculik oleh sebuah geng bersenjata yang menyerbu sekolah menengah Ilmu Pemerintah di distrik Kagara, negara bagian Niger. Seorang anak laki-laki tewas dalam penggerebekan itu.

Penculikan sekolah di Nigeria pertama kali dilakukan kelompok milisi Boko Haram dan ISIS Afrika Barat. Namun, taktik tersebut kini telah diadopsi oleh kelompok militan lain yang agendanya tidak jelas.

Dalam sebuah pernyataan Jumat (26/2) malam, kantor kepresidenan mengatakan Presiden Muhammadu Buhari telah mendesak pemerintah negara bagian untuk meninjau kembali kebijakan mereka dalam memberi penghargaan kepada bandit dengan uang dan kendaraan. Pemerintah pusat memperingatkan bahwa kebijakan tersebut dapat menjadi bumerang yang menghancurkan. 

 

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement